Lebih lanjut, Rocky Gerung mengakui bahwa usulan Leo Nababan tersebut sangat menarik. Pasalnya, hal itu seolah-olah mencerminkan ketiadaan sosok pemimpin di negeri ini.
"Kalau Airlangga Hartarto jadi presiden, itu bagian dalam kompetisi elektoral. Tapi, kalau Pak Jokowi turun jadi wapres itu artinya kehilangan stok kaderisasi politik," ucapnya.
Ia pun menambahkan usulan dari Leo Nababan soal Airlangga Hartarto jadi Capres serta Jokowi jadi Cawapres di Pilpres 2024 mendatang.
Usulan tambahan tersebut adalah Megawati Soekarnoputri seharusnya menjadi Ketum Partai Golkar untuk menggantikan sosok Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Diduga Berkenalan dengan Pria di Facebook, Seorang Anak Remaja Hilang Selama 1 Tahun
"Mustinya sekaligus diusulkan, Airlangga jadi presiden, lalu Pak Jokowi jadi wapres, itu berarti Golkar tak punya ketua. Maka saya tambahkan supaya digantikan oleh Ibu Megawati," ujar dia.
Selain itu, Rocky Gerung pun menambahkan usulan, "Pak Ma'ruf Amin sebagai mantan wapres sebaiknya menjadi Ketum PDI Perjuangan, jadi terjadilah sirkulasi elit sebetulnya."
Dengan situasi tersebut, Rocky Gerung menyebutkan hal itu benar-benar menunjukkan bahwa politik hanya dikuasai oleh sekelompok elit di negara ini.
Akan tetapi, kata dia, hal tersebut bisa saja menjadi masalah apabila masyarakat menganggap kondisi tersebut sebagai bagian dari hiburan politik.
Baca Juga: Tanggapi Sindiran Hasto, Adian: Ambisi dan Imajinasi Menteri Lebih Berbahaya dari Demonstrasi