Aktivitas Gunung Merapi Terus Meningkat, BPPTKG Imbau Masyarakat Waspada Hujan Abu Vulkanik

- 31 Oktober 2020, 08:04 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi.
Ilustrasi Gunung Merapi. /Aditya99966/Pixabay.

PR DEPOK  Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan bahwa aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami peningkatan.

Disampaikan dalam pernyataan tertulis, peningkatan aktivitas tersebut lantaran proses pergerakan magma ke permukaan.

“Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan,” tutur Hanik Humaida dalam pernyataannya pada Sabtu, 31 Oktober 2020, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Baca Juga: Masuki Akhir Oktober, Jawa Barat Diperkirakan Kembali Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Petir

Lebih lanjut, Hanik mengungkap bahwa peningkatan tersebut diamati dari hasil pemantauan selama seminggu.

Ia mengatakan bahwa meningkatnya aktivitas Gunung Merapi terlihat dari intensitas kegempaan yang tercatat lebih tinggi dibandingkan pekan lalu.

Untuk diketahui, laporan aktivitas tertanggal 23-29 Oktober 2020, mencatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 81 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF), 367 kali gempa Guguran (RF), 286 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

Lebih lanjut, data dari deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan alat pemantau aktivitas gunung api atau electronic distance measurement (EDM) menunjukkan terdapat laju pemendekan jarak sebesar 4 cm per hari.

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Tawuran Pelajar, Remaja di Depok Meninggal Dunia Usai Alami Luka Akibat Sajam

Namun, Hanik Humaida menerangkan bahwa analisis morfologi area kawah Merapi yang didasarkan pada foto dari sektor tenggara pada 22 Oktober 2020 tidak menunjukkan terjadinya perubahan morfologi kubah.

Kendati demikian, Hanik tetap mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

Hal ini lantaran guguran lava dan letusan eksplosif berpotensi menimbulkan hujan abu.

“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” ujar Hanik mengakhiri pernyataannya.

Baca Juga: Serangan di Gereja Prancis Tewaskan 3 Warga Sipil, Emmanuel Macron Menyebutnya sebagai Teror Islam

Sementara itu, dalam pernyataan sebelumnya, Hanik Humaida sempat mengatakan bahwa waktu erupsi Gunung Merapi sudah semakin dekat.

Namun, ia menjelaskan bahwa erupsi selanjutnya tidak akan sebesar erupsi pada tahun 2010.

“Berdasarkan data pemantauan, diperkirakan erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi tahun 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi 2006,” tutur Hanik.

Lebih lanjut, Hanik juga menjelaskan bahwa erupsi yang terjadi saat ini adalah rangkaian erupsi yang sudah terjadi sejak dua tahun lalu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah