BPOM Sebut Popularitas Jamu di Indonesia Kian Meingkat Selama Masa Pandemi Covid-19

- 7 November 2020, 07:55 WIB
Ilustrasi jamu tradisional.
Ilustrasi jamu tradisional. //Pixabay

"Bahkan, pada tahun 2018 UMKM berkontribusi 61,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan begitu, sudah sangat jelas betapa signifikan peran UMKM dalam perekonomian Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Antam dan UBS Naik! Berikut Daftar Harga Emas di Pegadaian Sabtu, 7 November 2020

Dirinya menuturkan pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan UMKM.

Dukungan itu antara lain diwujudkan dengan memberikan insentif kemudahan melalui berbagai upaya percepatan, penyederhanaan, dan pendampingan intensif kepada UMKM.

"Insentif tersebut diberikan melalui bimbingan teknis dan desk yang bersifat pro-aktif dalam rangka sertifikasi cara pembuatan yang baik," ujarnya.

Baca Juga: Masuki Akhir Pekan, Jawa Barat Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

Tidak hanya itu, terdapat pula kemudahan registrasi produk agar dapat memenuhi persyaratan sehingga dapat mendukung percepatan dalam mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE).

Lebih lanjut, pihaknya memberikan keringanan tarif 50 persen atas Penerimaan Negara Bukan Pajak bagi pendaftaran produk usaha mikro kecil (UMK) pangan olahan dan usaha menengah obat tradisional (UMOT).

"Pendampingan berkesinambungan bagi UMKM pangan dan jamu mulai dari hulu hingga hilir sangat penting dilakukan. Namun, BPOM tidak dapat bergerak sendiri, maka dari itu diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak," ucap Penny.

Baca Juga: Jalani Karantina Mandiri, Kim Heechul Absen Saat Perayaan Anniversary Super Junior ke-15

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah