"Ini juga berkaitan dengan masih adanya warga lereng Merapi yang masih trauma dengan peristiwa erupsi besar pada 2010, sehingga ada ketakutan saat mengetahui Merapi akan erupsi lagi," imbuh Shavitri.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Arief Budiman Siap Bantu Donald Trump Menangkan Pilpres AS
Selain itu, Pemkab Sleman juga menyiagakan ambulans Sleman Emergency Service (SES) dengan operasional siaga 24 jam penuh.
"Ada sebanyak 36 unit ambulans SES siap dimobilisasi bila dibutuhkan saat darurat," ucap Shavitri.
Shavitri mengatakan Bupati Sleman juga meminta semua kepala perangkat daerah yang terkait dengan penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi menyiagakan personel dan peralatan untuk respon cepat.
Baca Juga: Terkendala Oleh Birokrasi Selama 100 Tahun Lebih, Masjid Pertama di Kota Athena Resmi Dibuka
"Kemudian Kapenewon (Kecamatan red.) untuk mengaktivasi posko lapangan dan memobilisasi relawan di wilayah masing-masing," kata Shavitri.
Shavitri mengatakan Bupati Sleman juga menegaskan bahwa dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi ini tetap wajib menerapksn protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan untuk data penduduk meliputi Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo terdapat 536 jwa prioritas, pengungsian adalah kelompok rentan sejumlah 181 jiwa.
Baca Juga: Situasi Pilpres AS Kian Memanas, Negara Bagian Georgia Lakukan Penghitungan Ulang Suara