Network
PR DEPOK - Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis turut memberi tanggapan terkait terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.
Beni menilai, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat akan membuat Indonesia menjadi mitra terdekat AS dalam menghadapi Tiongkok.
"AS menganggap Indonesia sebagai mitra terdekat di Asia Tenggara untuk menghadapi agresivitas Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Sehingga sangat mungkin Indonesia menjadi mitra keamanan terdekat selain dengan Singapura, Vietnam dan Filipina," tutur Beni dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Baca Juga: Ingatkan Jasa para Pendiri Bangsa, Ma’ruf Amin: Sadarkan Kelompok yang Memaksakan Khilafah di RI
Meski begitu, kata dia, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertahanan Indonesia.
Dia juga menyebutkan, hubungan militer antara Indonesia dengan AS merupakan yang terbesar jika dibandingkan antara Indonesia dengan negara lain.
Berdasarkan data pada 2018-2019, setidaknya ada hampir 200 kegiatan per tahun terkait kerja sama pertahanan antara AS dengan Indonesia.
Baca Juga: Hari Pahlawan Nasional, Ulama: Generasi Milenial Muslim Patut Warisi Semangat Juang para Terdahulu
"Ini artinya kerja sama di bidang alat utama sistem persenjataan dan peningkatan kapasitas militer kita akan tetap seperti yang sudah ada," ujarnya.
Selain itu, terkait persoalan HAM, lanjut dia, kemungkinan akan diangkat dalam masa pemerintahannya.
"HAM hanya sedikit diangkat tapi bukan fokus utama. Karena yang galak sebenarnya Kongres AS, bukan eksekutif. Kita harus lihat juga siapa Security of State AS yang akan dipilih Biden," kata dia.
Baca Juga: Jadi Presiden AS Baru, Hamas Desak Joe Biden Cabut Kebijakan Kontroversi di Masa Donald Trump
Namun, dalam beberapa waktu ke depan pemerintah AS masih akan berkonsentrasi pada persoalan Covid-19 di dalam negerinya.
"Sehingga menurut saya tidak terlalu fokus, soal politik luar negeri tetap fokus Laut Tiongkok Selatan, nuklir Korea, dan multilateralisme," ujarnya.
Diketahui, setelah empat hari, kandidat partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu, 7 November 2020, sebagaimana dilaporkan sejumlah media.
Baca Juga: Pakar Ungkap Dampak Kebijakan Biden terhadap Indonesia, Naiknya Investasi hingga Lapangan Kerja Baru
Kepastian tersebut diperoleh setelah Joe Biden merebut Pennsylvania dan Nevada sehingga total sementara perolehan suara elektoral baginya adalah 290 suara elektoral.
Joe Biden yang akan menjadi presiden AS ke-46 itu masih bisa menambah 16 suara elektoral dari Georgia dan tengah membuntuti Donald Trump di North Carolina yang memiliki 15 suara elektoral.
Biden bersama Kamala Harris juga unggul baik dalam suara elektoral maupun popular vote setelah juga melampaui Trump dalam jumlah popular vote, 75 juta suara melawan 70,6 juta suara.
Pasangan Biden-Harris dijadwalkan dilantik pada 20 Januari 2021. Mereka akan memimpin AS hingga 2025.***
