Awal kariernya Soekanto harus memulai jabatan barunya dari nol. Tanpa kantor, tanpa staf, dan tanpa punya wewenang formal karena tugasnya hanya melanjutkan Hoofd van de Dienst der Algemene Politie.
Baca Juga: Rute Lalu Lintas Menuju Bandara Soetta Lumpuh, Garuda Indonesia Gratiskan Biaya Refund
Selama 14 tahun menjabat, Soekanto dikenal sosok visioner, disiplin, jujur, membangun Polri.
4. Arnold Mononutu, Provinsi Sulawesi Utara
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu merupakan Menteri Penerangan di era Soekarno. Rasa nasionalisme Mononutu sudah tertanam menempuh pendidikan di Akademi Hukum Internasional Den Haag pada 1920-an.
Saat Indonesia merdeka, dia fokus membantu rakyat Maluku Utara untuk menentukan respons terbaik mereka. Pada tahun 1946, Mononutu menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) serta membujuk anggota parlemen lain untuk mendukung gagasan menyatukan NIT dengan Republik Indonesia.
Baca Juga: 1 Juta Sertifikat Tanah Dibagikan Joko Widodo ke Warga di 201 Kota dan Kabupaten di 31 Provinsi
5. Sutan Mohammad Amin Nasution, Provinsi Sumatera Utara
Sutan Mohammad Amin Nasution atau Krueng Raba Nasution merupakan Gubernur Riau yang pertama. Dia merupakan tokoh Pergerakan sumpah pemuda, pengacara serta penulis.
Amin, dilantik menjadi Gubernur Sumatra Utara pada 19 Juni 1948. Di masa jabatannya itu, ia mulai mencetak uang daerah untuk wilayah Sumatra Utara atau URIPSU.