Program Baru DPR Dianggap Proyek Basah, Formappi Sebut Sekjen Cuma Memikirkan Cara Habiskan Anggaran

- 11 November 2020, 21:14 WIB
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). /Antara/Fauzan./

PR DEPOK -  Program smart card dan penerapan teknologi pindai wajah dinilai tidak lebih dari proyek "basah" di tengah pandemi Covid-19.

Penilaian tersebut diungkapkan oleh Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus.

"Saya kira program smart card dan scan wajah ini lebih terlihat sebagai proyek "basah" di tengah pandemi,” kata Lucius, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Baca Juga: Larang Petugas KPU dan Bawaslu ke Warung Kopi, DKPP Berikan Penjelasan

Menurutnya, lembaga DPR memiliki anggaran yang berlimpah sehingga selalu mampu dalam membuat proyek baru untuk menghabiskan dana tersebut.

“Lembaga Kesekjenan DPR ini sebagai pengguna anggaran nampaknya punya anggaran berlimpah sehingga selalu mampu memikirkan proyek baru buat menghabiskannya,” 

Lucius juga mempersoalkan terkait pengadaan alat absen finger print yang dulu sempat membuat heboh pemberitaan media massa.

"Dulu pernah ada finger print yang sampai sekarang malah ngga jelas. Smart card ini juga nampaknya akan sama nasibnya dengan finger print. Karena bagi Sekjen itu bukan soal apa urgensi sesuatu diadakan, tetapi bagaimana menghabiskan anggaran yang ada," ujarnya menjelaskan.

Baca Juga: Kunjungi Habib Rizieq, Amien Rais Disebut Melobi Pendiri FPI untuk Gabung dengan Partai Ummat

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah