Siap Damai dan Hidup Tanpa Kegaduhan, HRS Minta Pemerintah Bebaskan Ulama-Aktivis yang Ditahan

- 12 November 2020, 14:28 WIB
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal./

PR DEPOK - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS), meminta pemerintah agar membebaskan sejumlah ulama dan aktivis yang tengah ditahan saat ini.

Adapun sejumlah ulama yang dimaksud, Habib Rizieq menyebutkan yakni Abu Bakar Baasyir hingga Habib Bahar bin Smith.

"Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith," kata Habib Rizieq, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI pada Kamis, 12 November 2020.

Baca Juga: Tanggapi Penyataan Jakarta Amburadul, Ahmad Sahroni: Sikap Megawati ke Anies Seperti Anak Sendiri

Selain itu, Habib Rizieq Shihab meminta, agar sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang saat ini ditahan akibat terjerat kasus demo berujung anarkis saat penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, untuk dibebaskan.

"Bebaskan buruh, bebaskan mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan."

“Kita siap dialog dan damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita masih banyak ulama menderita,” ujarnya.

Ia menyatakan, bagaimana sebuah rekonsiliasi bisa berjalan dengan baik, bila pintu dialog tidak dibuka sama sekali.

Baca Juga: Berencana Kunjungi Habib Rizieq, Ridwan Kamil: kepada Siapapun Kita Wajib Silaturahmi

Hingga saat ini, dikatakan Habib Rizieq, hal tersebut sama sekali belum dilakukan pemerintah.

“Tidak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting sudah dan ga boleh penguasa itu tangkap kanan tangkap kiri. kriminilasisi sudah enggak boleh,” ujar dia.

Habib Rizieq mengaku, sudah pernah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak bulan Januari 2017 silam.

“Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tabligh akbar di Masjid Istiqlal sebelum PilkadaDKI setelah yaitu aksi 212 di tahun 2016 dan di bulan Januari (2017) kita buat aksi 121,” kata Habib Rizieq.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Megawati Soekarnoputri, Fadli Zon: Amburadul Itu Indonesia Bukan Jakarta

Namun sayangnya, tambah dia, saat itu pemerintah tidak memberikan dialog untuk rekonsiliasi, melainkan mengambil beberapa tindakan yang menurutnya melakukan kriminalisasi terhadap ulama.

Untuk kedepannya, Habib Rizieq mengaku siap berdialog dengan pemerintah.

Habib Rizieq juga mengungkapkan, seharusnya pemerintah senang bila mendapat kritikan dari beragam pihak.

Menurut dia, setiap orang yang mengritik pasti disertai dengan solusi. Sehingga nantinya, solusi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Baca Juga: Ramai Dikunjungi Banyak Orang, Wagub DKI Jakarta Minta Habib Rizieq Atur Jadwal Kunjungan

“Para pengkritik umumnya punya solusi uang mereka tawarkan. Pelajari, kalau solusi itu baik terima, kalo tidak baik sampaikan dimana tidak baiknya. Selesai tidak perlu ada kegaduhan tingkat nasional,” ujar dia.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x