"Indonesia milik kita, tidak boleh ada kelompok orang yang merasa hebat lalu unjuk kekuatan dengan tidak menghormati aturan yang ada. Itu bukan gaya masyarakat Indonesia dan bisa merusak sendi kehidupan berbangsa," imbuh Fachrul.
Baca Juga: 65 Orang Positif Covid-19, WHO Lakukan Penyelidikan Potensi Klaster di Kalangan Stafnya
Fachrul juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan sikap yang santun dan terpuji seperti yang diajarkan dalam semua agama yang ada di Indonesia.
"Mari tunjukkan akhlak mulia yang diajarkan setiap agama," ucapnya.
Selain itu, Menag juga mengajak setiap umat di Indonesia untuk saling merangkul dan menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta menjaga kebhinekaan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Untuk Rampungkan Pembangunan Proyek Tol Trans Sumatra Tahap I, HK Butuhkan Dana Rp80,5 Triliun
"Ajak umat untuk bersama, bergandengan tangan menjaga NKRI dan kebhinekaan Indonesia," sambungnya.
Menag menyampaikan, seberapa besar jumlah masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok yang ada Indonesia, bukan digunakan untuk menunjukkan kekuatan. Akan tetapi dimanfaatkan untuk meneguhkan kedamaian dan ketenangan di NKRI.
"Jumlah yang ada bukan untuk unjuk kekuatan, tapi untuk dioptimalkan dalam meneguhkan cinta kedamaian dan ketenangan dalam negara NKRI," kata Menag.
Baca Juga: Ajak Masyarakat tak Terprovokasi, PBNU: Oknum yang Ganggu Keutuhan NKRI Jadi Musuh Bersama Bangsa RI