Super League, Liga Sepak Bola Tandingan untuk Liga Champions ala Eropa yang Menuai Kontroversi

19 April 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi laga sepakbola. /Pixabay/chiraphat

PR DEPOK - Beberapa klub sepak bola terkaya dan paling bergengsi di Eropa, Minggu, 18 April 2021, memutuskan untuk membentuk kompetisi antar klub Eropa secara terpisah.

Keputusan tersebut dinilai dapat merusak tatanan struktur ekonomi dan hubungan yang telah dibangun dalam sistem sepak bola dunia selama puluhan tahun.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Times, keputusan ini diambil setelah beberapa tim yang memisahkan diri, seperti Real Madrid dan Barcelona dari Spanyol, Manchester United dan Liverpool dari Inggris, serta Juventus dan A.C. Milan dari Italia, mengonfirmasi hasil perundingan mereka selama berbulan-bulan pada minggu malam.

Baca Juga: Sebut Isu Radikalisme Bisa Picu Prasangka dan Fitnah, Fadli Zon: Ini yang Bikin Demokrasi RI Jeblok

Selain itu, mereka mengungkapkan akan menambah paling banyak tiga pendiri nantinya, dan akan mengadakan pertandingan untuk pekan pertengahan.

Secara langsung, kehadiran pertandingan ini akan menimbulkan persaingan dengan liga yang sedang dilaksanakan, yaitu Liga Championship.

“Kami akan membantu sepak bola di setiap level dan membawanya ke tempat yang selayaknya di dunia,” kata Florentino Perez, Presiden Real Madrid, sekaligus yang ditunjuk sebagai ketua pertama dari "Liga Super".

Baca Juga: Apa yang Terjadi Bila Tubuh Kekurangan Nutrisi yang Bisa Diperoleh dari Sayur? Simak Ulasannya

Liga semacam ini atau dikenal sebagai aliansi klub-klub top Eropa akan mirip seperti liga tertutup dalam N.F.L dan N.B.A. yang tentu tidak sama dengan konsep sepak bola saat ini yang terbuka untuk klub mana pun.

Bila hal ini terjadi, maka akan terjadi restrukturisasi besar-besaran dunia sepak bola elite Eropa dan menjadi kali pertama sejak tahun 1950-an. Sekaligus, menjadi penanda bagi transfer kekayaan besar ke sejumlah kecil klub dalam dunia olah raga modern.

Sejauh ini, sepak bola Eropa memiliki tiga kompetisi sepak bola di level domestik, di antaranya liga Inggris untuk tim-tim Inggris, Liga Spanyol untuk klub-klub Spanyol, dan kompetisi antar klub-klub terbaik.

Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota Lagi-lagi Akan Ditunda? Refly: Jokowi Tak Perlu Berambisi Jadi Orang yang Pindahkan IKN

Salah satu yang bergengsi adalah Liga Champions, di mana mempertemukan tim-tim terbaik dari setiap liga domestik setiap tahun untuk memperebutkan juara liga Eropa. Keuntungannya adalah gelar "klub terbaik di dunia".

Melalui sistem inilah, dana ratusan juta dolar dari hasil pendapatan mengalir setiap tahun ke televisi dan sponsor klub-klub terkaya di dunia, sekaligus menambah pendapatan domestik, bahkan mereka mampu melakukan pembayaran jutaan dolar dari pendapatan Liga Champions.

Sistem Liga Champions yang sekarang pun turut mendukung tim-tim kecil di setiap negara dan mendapatkan manfaat dari pertandingan mereka dengan raksasa klub Eropa.

Baca Juga: Merasa Tak Pantas Laporkan Penista Agama Bukan Agamanya, Husin Shihab: Jangan Digoreng Terus Soal Yahya Waloni

Tidak hanya itu, tim-tim tersebut memperoleh penghasilan dan berbagi uang yang diperoleh dari penyiar. Tentu ini merupakan sistem yang telah terbangun sejak lama dan sulit untuk diubah.

Bila model Super League yang dicanangkan akan diberlakukan, maka keseluruhan sistem pun akan turut dirombak.

Dimulai dari klub-klub sepak bola yang kaya dan sukses di Eropa akan menutup diri dari klub kecil dan membuat kompetisinya sendiri.

Baca Juga: Timur Laut Kabupaten Maluku Barat Daya Dilanda Gempa Bermagnitudo 5,7

Bila demikian, kemungkinan terbesarnya adalah aliran dana dari penghasilan tahunan hanya akan bersirkulasi di klub-klub tertutup tersebut.

Berdasarkan pengumuman dari Liga Super, klub pendiri akan membagi 3,5 miliar euro (setara 4,2 miliar dolar) untuk penandatanganan dan membangun (ulang) fondasi keuangan yang berkelanjutan.

Angka per tim, yang berarti setiap klub pendiri akan menerima kisaran 400 juta dolar. Pendapatan ini empat kali lebih besar dari hadiah yang dibawa pulang oleh pemenang Liga Champions 2020.

Baca Juga: Arsul Sani Minta Polri Koordinasi dengan Ditjen Imigrasi Kemenkumham untuk Cabut Paspor Jozeph Paul Zhang

Klub-klub yang tergabung dan menjadi 12 tim pendiri, sejauh ini hanya terbatas pada beberapa klub saja, di antaranya United, Liverpool, Manchester City, Arsenal, Chelsea dan Tottenham dari Liga Premier.

Lalu, ada Atlético Madrid dari Spanyol, yang konon mendukung rencana tersebut. Selanjutnya, Milan Internazionale, A.C. Milan, dan yang akan tergabung sebagai perwakilan Italia.

Tiga klub lagi dikabarkan akan bergabung sebagai tim pendiri. Selanjutnya, anggota, seperti yang diungkapkan penyelenggara, dan mekanisme kualifikasinya akan dibuat untuk mengisi lima tempat lain di 20 tim Liga Super setiap musim, termasuk Liga Wanita yang juga akan dimulai, mungkin termasuk tim wanita dari klub-klub yang sama.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler