Mengapa European Super League Merugikan Klub Kecil? Simak Penjelasan Pakar Keuangan Olahraga

20 April 2021, 13:05 WIB
European Super League. /Twitter @jae_suu./

PR DEPOK – Mengenai pembentukan European Super League, diprediksi akan merugikan klub-klub kecil salah satunya karena faktor finansial.

Terkait hal tersebut, seorang pakar keuangan olahraga dari DBRS Morningstar Michael Goldberg menyebutkan bahwa klub-klub kecil akan dirugikan kompetisi European Super League, karena dapat menurunkan angka penonton serta nilai kontrak hak siar liga-liga domestik.

"Dari sudut pandang finansial, klub-klub Liga Super Eropa mungkin akan lebih baik, tetapi saya rasa mereka akan menyusutkan produk yang mereka sajikan saat tampil di liga domestik. Lantas klub-klub yang tidak terlibat Liga Super akan semakin berada dalam posisi kurang diuntungkan dari yang sudah terjadi sekarang," kata Goldberg sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Goalzz pada Selasa 20 April 2021.

Baca Juga: Pendiri NU Dihapus dari Kamus Sejarah RI, Gus Umar ke Nadiem: Sebelum Kau Lahir, NU Sudah Berbuat Buat Bangsa

Lebih lanjut, menurut Goldberg kompetisi European Super League sebaliknya akan semakin melebarkan kesenjangan antarklub.

Bila European Super League pada akhirnya berlangsung, maka klub-klub elit akan semakin kaya, mudah menggaet pemain yang lebih baik dan semakin gampang memenangi kompetisi domestik dibandingkan yang sudah terjadi saat ini.

Tidak hanya itu, Goldberg malahan meramalkan bahwa akibat kompetisi European Super League, secara berkala terkikis dan semakin melebarkan kesenjangan sementara penggemar tidak mau menonton hasil 5-0 setiap pekan.

Baca Juga: Berikut 4 Tips Aman Berpuasa Selama Bulan Ramadhan

Sementara itu, berdasarkan alalisis probablitas finansial DBRS Morningstar, setiap klub harus memenuhi kewajiban utangnya berdasar besaran dan volatilitas penerimaan, pendapatan serta arus kas mereka.

Atas analisis ini, ia berpendapat bahwa dengan terbentuknya European Super League maka klub-klub kecil pada akhirnya dikapitalisasi.

"Klub-klub Liga Super, saya pikir besaranya akan naik dan volatilitasnya menurun, tetapi yang tidak berpartisipasi mengalami sebaliknya.Yang Anda dapati kemudian adalah perbedaan mencolok dalam peringkat kredit, neraca keuangan serta bagaimana klub-klub ini bisa dikapitalisasi," kata Goldberg.

Baca Juga: Sindir Anggota Kabinet Harus Ikut Kursus Mengahafal Pancasila, Fahri Hamzah: Tanpa Hadiah Sepeda!

"Jadi, mungkin akan ada peningkatan pendapatan sejajar dengan kenaikan utang bagi tim-tim Liga Super, sedangkan klub-klub kecil utangnya sudah naik untuk melewati krisis karena Covid-19 ini ataupun periode ketegangan finansial dan peringkat kredit mereka akan terkikis karenanya," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, pada Minggu 18 April 2021, ada 12 klub Eropa secara serempak mengumumkan peluncuran kompetisi European Super League.

Peluncuran kompetisi European Super League kemudian menjadi sasaran kritik otoritas sepak bola, termasuk suporter hingga politisi karena mereka menilai kompetisi European Super League melanggengkan kekuatan dan kekayaan segelintir klub elit.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Goalzz

Tags

Terkini

Terpopuler