Kisah Singkat 8 Pemain Manchester United yang Tewas dalam Tragedi The Munich Disaster 6 Februari 1958

6 Februari 2020, 19:12 WIB
MENGENANG 8 pemain Manchester United yang tewas dalam tragedi The Munich Disaster.* /SKYSPORTS/

PIKIRAN RAKYAT – Tanggal 6 Februari merupakan tanggal bersejarah bagi pencinta Manchester United. Pada 6 Februari 1958, terjadi tragedi yang menewaskan 8 pemain Manchester United.

The Munich Disaster, begitu tragedi itu disebut, merupakan tragedi kelam bagi Manchester United. Kecelakaan pesawat di Munich itu menelan korban 23 korban jiwa, sedangkan 21 orang lainnya selamat.

Dikutip Pikiran Rakyat dari Sky Sports, Kamis 6 Februari 2020, 62 tahun setelah tragedi itu, pemandu museum Manchester United, John Quinn, memberikan kisah di balik 8 pemain yang meninggal itu.

Baca Juga: Kirk Douglas Aktor dengan Sederet Penghargaan, Sosoknya Dihormati di Hollywod

Baca Juga: Tersiar Kabar Pemuda di Solo Meninggal karena Lintah dalam Kangkung

Duncan Edwards (150 laga, 20 gol, meninggal di usia 21)

Pada usia 16 tahun, Duncan menjalani debut bersama Manchester United. Ia adalah pemain terhebat pada generasinya. Usia rata-rata pemain sepak bola papan atas saat itu sekira 26 tahun.

Duncan merupakan salah seorang pemain termuda yang membela Inggris, pada usia 18 tahun, sebelum Michel Owen muncul.

Duncan mendapat pengakuan sebagai pemain hebat oleh salah satu legenda Setan Merah, Bobby Charlton.

Dia dikenal sebagai pemain yang bisa bermain di berbagai posisi. Duncan sering bermain sebagai gelandang bertahan sekaligus tajam dalam menyerang.

Banyak yang menilainya seperti Roy Keane, Steven Gerrard, dan Frank Lampard digabungkan menjadi satu.

Baca Juga: Indonesia dan Singapura Sepakati Perjanjian Terbaru untuk Perangi Penggelapan Pajak

Tommy Taylor (191 laga, 131 gol, meninggal di usia 26)

Tommy Taylor merupakan superstar di Manchester United yang ditangani Matt Busby.

Secara statistik, dia satu-satunya orang yang bisa mendekati capaian Taylor adalah Ruud van Nistelrooy.

Awal bergabungnya Taylor ke Manchester United bermula ketika Setan Merah mencari bek. Matt Busby mengirimkan asistennya ke Barnsley untuk menonton Taylor setelah banyak orang membicarakan nama Taylor.

Setelah kembali ke Manchester United, asisten Busby mengatakan bahwa dia sudah membawa pemain berposisi penyerang tengah itu.

Roger Byrne (245 laga, 17 gol, meninggal di usia 28)

Kapten Manchester United ini dianggap oleh sang pelatih sebagai pemain yang stylish dan dijuluki "aristokrat sepak bola". Awalnya Byrne bermain sebagai penyerang sebelum menjadi pemain bertahan.

Dia mencatatkan 33 penampilan bersama timnas Inggris, yang saat itu benar-benar merupakan capaian luar biasa.

Tragisnya, Byrne tewas meninggalkan istrinya yang mengandung anak pertamanya. Dia tidak tahu akan menjadi ayah karena sang istri baru akan memberi tahunya ketika pulang dari Beograd.

Baca Juga: Dampak Virus Corona, 2 Juta Turis Asal Tiongkok Tidak Dapat Berkujung ke Indonesia

Billy Whelan (98 laga, 53 gol, meninggal di usia 22)

Dari Dublin utara, Billy Whelan sempat bermain untuk tim di kota yang disebut Home Farm. Bahkan hingga hari ini, Home Farm terkenal karena kerap menghasilkan banyak pemain bintang.

Whelan berasal dari keluarga besar. Setelah bergabung dengan Manchester United, dia benar-benar merindukan keluarganya.

Pada masa itu, Dublin dan Manchester United berjarak sangat jauh. Begitu dia bergabung dengan Manchester United yang ditangani Busby, ia menemukan rumah kedua.

Dia bermain dalam 98 pertandingan untuk Manchester United, mencetak 53 gol, yang bagi pemain berusia 22 tahun, jauh dari rumahnya, adalah hal yang sangat luar biasa.

Eddie Colman (85 laga, 1 gol, meninggal di usia 21)

Faktanya, Eddie Colman adalah pemain termuda yang meninggal dalam tragedi Munich. Ia berasal dari Salford, di ujung jalan dari Old Trafford. Prestasi yang sudah ia dapatkan adalah Piala FA Youth.

Bila digambarkan, Colman dijuluki “pinggul ular”, kemampuannya yang lihai dalam menggocek bola adalah andalannya.

Bekerja sama dengan Duncan Edwards keduanya seperti Roy Keane dan Paul Scholes pada masa beberapa dekade ke belakang.

Mark Jones (103 laga, 1 gol, meninggal di usia 21)

Jones adalah bek tengah yang tangguh. Dia pernah memenangi dua gelar liga bersama Manchester United. Jones sangat serius untuk memantapkan diri bersama Manchester United.

Akan tetapi, saingannya adalah Jackie Blanchflower yang lebih mapan, yang selamat dari Munich.

Krier Jones yang telah bekerja keras untuk menggantikan Blanchflower harus berakhir pada 1958.

David Pegg (127 laga, 24 gol, meninggal di usia 22)

Manchester United mencari David Pegg lewat sistem sekolah Doncaster, yang saat itu merupakan tambang emas bagi Manchester United dalam mencetak pemain-pemian bertalenta.

Pegg adalah pemain sayap kiri. Bila diibaratkan 15 tahun ke belakang, Pegg layaknya Ryan Giggs.

Geoff Bent (12 laga, 1 gol, meninggal di usia 25)

Geoff Bent selalu menjadi pemain sial. Jimmy Murphy selalu senang memilikinya di Manchester United. Yang dimaksudkan sial adalah, tim pelatih kesusahan menempatkan posisi untuknya.

Terlebih, ia berposisi sama dengan Roger Byrne dan ia adalah pemain yang hampir tak tergantikan.

Bent adalah sosok pemain yang punya kesabaran tinggi. Dia selalu siap ketika dibutuhkan tim, meski hanya sebagai pemain pengganti.

Terbukti, ia hanya bermain 12 pertandingan untuk Manchester United. Bagi para penggemarnya, ia adalah tukang jegal hebat, dengan postur tubuh besar, ia hadir sebagai benteng pertahanan Manchester United. ***

Editor: Yusuf Wijanarko

Tags

Terkini

Terpopuler