PR DEPOK - Belum lama ini kabar duka datang dari dunia sepakbola tanah air, setelah tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar Sabtu, 1 Oktober 2022 malam di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir ricuh dan berubah menjadi momen nahas.
Akibat peristiwa kerusuhan pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya ini 187 orang meninggal dunia.
Update korban tersebut disampaikan Professor Zubairi Djoerban di Twitter @ProfessorZubairi.
Kabar beredar diduga korban berjatuhan akibat sesak nafas akibat masifnya tembakan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu.
Baca Juga: Info BLT BBM 2022 Tahap 2 Kapan Cair, Simak Jadwal Pencairan dan Cara Cek Penerima secara Online
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang yang mengklaim sebagai penonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya yang selamat dari kerusuhan tersebut.
Melalui akun twitter @RezqiWahyu_05, dia menceritakan kronologis tragedi pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan menurut yang dialaminya.
"Assalamualaikum sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnyanya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya,
"Yang kedua syukur alhamdulillah, saya di beri keselamatan sampai dirumah, dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini," katanya dilansir dari akun @RezqiWahyu_05 Minggu 2 Oktober 2022.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, IPW Desak Kapolri Cabut Izin Penyelenggara Liga Indonesia dan Kapolres Malang
Dirinya menyebut jika kondisi ketika pertama kali masuk ke Stadion Kanjuruhan, saat itu aman dan tertib hingga kick off Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pukul 20.00 WIB.
"Semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00," katanya.
Menurutnya, yang ada hanyalah suporter Arema saat itu saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya.
Rizqi menjelaskan, kericuhan nampak mulai terjadi pada saat babak pertama selesai, dan jeda istirahat, ada sedikit kericuhan sekitar 2 sampai 3 kali di dalam tribun 12 dan 13, yang akhirnya bisa segera diatasi dan diamankan oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Segera Cek Link cekbansos.kemensos.go.id: PKH, BPNT, BLT BBM Sudah Cair Oktober 2022
Berlanjut babak kedua, tim Persebaya Surabaya berhasil mencetak gol yang ke-3 nya, Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, namun tidak ada gol yang tercipta.
Hingga peluit akhir dibunyikan wasit, Arema Malang tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan.
"Disinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa," katanya.
Dari tribun penonton ia melihat, pelatih Arema dan Manajer tim saat itu mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf kepada suporter atas kekalahannya.
Disisi lain, ada 1 orang suporter dari arah tribun selatan nekat untuk masuk ke dalam lapangan dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat, suporter itu sedang memberikan motivasi dan kritikan terhadap pemain Arema FC.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC, lantas John Alfarizi mencoba memberi pengertian kepada oknum-oknum tersebut.
"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain," lanjut akun tersebut.
Kericuhan itu, menurutnya, kemudian diikuti dengan melempar berbagai macam benda ke arah lapangan, akibatnya para suporter semakin tak terkendali.
Baca Juga: 7 Caption Foto Romantis untuk Peringati Boyfriend Day 3 Oktober Dalam Bahasa Inggris
Pada akhirnya para pemain lantas digiring masuk ke ruang ganti dengan kawalan dari pihak yang berwajib.
Setelah pemain masuk, para suporter semakin banyak yang masuk ke lapangan dan tak terkendali.
"Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," katanya.
Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan, kondisi semakin menjadi tidak kondusif.
"Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakanan gas air mata ke arah supporter," jelasnya.
Menurutnya, saat itu para supporter panik karena kericuhan dan gas air mata tersebut, semakin ricuh di atas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar.
Tapi sayang, pintu keluar sudah penuh sesak sebab para suporter panik terkena gas air mata.
"Banyak ibu-ibu wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak nggak berdaya, nggak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion," katanya.
"Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata, Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet, " tambahnya.
Katanya, terlihat di dalam stadion para suporter sesak nafas diuga karena adanya gas air mata.
Sementara itu, di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan.
"Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang Dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata," katanya.
Tembakan gas air mata kembali terjadi di luar stadion, lebih tepatnya di sekitar area tribun 2.
"Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam, Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah, Batu batako, besi dan bambu berterbangan," katanya.
Demikian kronologi yang diungkapkan akun Twitter @RezqiWahyu_05, yang saat ini masih berusaha dikonfirmasi.***