Disebutkan bahwa para ahli mengatakan tragedi itu mengungkap masalah sistemik yang dihadapi polisi, banyak di antaranya kurang terlatih dalam pengendalian massa dan sangat militeristik.
Lebih lanjut, dalam hampir semua kasus, para analis mengatakan, mereka tidak pernah harus menjawab kesalahan langkah.
Baca Juga: Ucapan HUT TNI 2022 Penuh Motivasi, Apresiasi untuk Hari Jadi Tentara Nasional Indonesia ke-77
Menurut Jacqui Baker, Ekonom Politik di Universitas Murdoch di Perth Australia, baginya hal itu adalah kegagalan.
“Bagi saya, ini benar-benar fungsi dari kegagalan reformasi kepolisian di Indonesia,” katanya.
Dalam tragedi Kanjuruhan, heboh warganet di media sosial twitter untuk menyerukan soal pemecatan.
Baca Juga: Berapa Kali BLT BBM 2022 Cair? Ini Jadwal Pencairan, Jumlah Bantuan, dan Cara Cek Penerimanya
Lalu disebutkan hampir 16.000 orang menandatangani petisi menyerukan polisi untuk berhenti menggunakan gas air mata.
Pemerintah lalu bergerak cepat untuk meredam amarah publik.
Kepala polisi di Malang diskors dan menyampikan janji untuk mengungkapkan para tersangka yang bertanggung jawab atas tragedi ini.