Soroti Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Akademisi Asing Singgung Piala Dunia U-20 di Indonesia

- 4 Oktober 2022, 10:02 WIB
Akademisi asing menyinggung soal penggunaan gas air mata di stadion Kanjuruhan Malang, serta menyoroti Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Akademisi asing menyinggung soal penggunaan gas air mata di stadion Kanjuruhan Malang, serta menyoroti Piala Dunia U-20 di Indonesia. /Vicky Febrianto/ANTARA/

PR DEPOK - Pendiri Institute for Health & Sport, Profesor Hans Westerbeek turut menyoroti penggunaan gas air mata oleh pihak keamanan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Hans Westerbeek menyebutkan, penggunaan gas air mata oleh polisi untuk membubarkan penonton sepak bola di Indonesia pada Sabtu, 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang yang memicu tewasnya ratusan orang tidak dapat dimaafkan.

“Fakta bahwa orang tidak bisa bernapas, bahwa mereka berjuang untuk mendapatkan oksigen. Tentu dari sudut pandang kebijakan dan prosedur polisi, harus diketahui bahwa (gas air mata) menciptakan jumlah kepanikan terbesar yang dapat Anda buat di ruang terbatas. Tentu saja, tidak bisa dimaafkan menggunakan gas air mata,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Lingkungan stadion tertutup menawarkan sedikit jalan keluar bagi para korban yang berusaha melarikan diri dari efek tersedak dan terpapar gas air mata.

Baca Juga: Inilah Cara Daftar PKH 2022 Online di Aplikasi Cek Bansos, Cukup Siapkan KTP Saja

Dosen Bisnis Olahraga Internasional di Universitas Victoria itu pun mempertanyakan alasan pihak keamanan menembakkan gas air mata, padahalnya saat itu ruang gerak sangat terbatas.

“Di ruang terbatas, mengapa Anda memutuskan untuk membuat tingkat kepanikan di mana pada dasarnya Anda menggiring orang ke area di mana tidak ada jalan keluar?” Dia bertanya. Saya pikir itu akan menjadi fokus investigasi internal dan lokal dari tindakan polisi,” katanya.

Sedangkan FIFA melarang pihak keamanan membawa atau menggunakan senjata api hingga gas air mata di stadion.

Ia menyoroti pula penyelenggara pertandingan yang mengabaikan rekomendasi penjualan tiket. Stadion yang hanya berkapasitas 38.000 itu justru penuh dengan 42.000 penonton.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah