Agama Islam Dihina Presidennya, Paul Pogba Dikabarkan Mundur dari Timnas Prancis

- 26 Oktober 2020, 13:54 WIB
Gelandang Manchester United Paul Pogba saat bermain di Liga Eropa beberapa waktu lalu./Zonapriangan.com/twitter Paul Pogba
Gelandang Manchester United Paul Pogba saat bermain di Liga Eropa beberapa waktu lalu./Zonapriangan.com/twitter Paul Pogba /

PR DEPOK - Gelandang Manchester United, Paul Pogba dikabarkan telah mengundurkan diri dari Tim Nasional (Timnas) Prancis.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Sun, keputusan tersebut diambil Pogba setelah komentar dari presiden Prancis, Emmanuel Macron yang diduga menghina agama yang dianut pemain berusia 27 tahun itu yakni Islam.

Pemain berjuluk Il Polpo Itu diduga telah membuat keputusan pada hari Jumat.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Saat Libur Panjang, Terminal KP Rambutan Perketat Protokol Kesehatan

Hal ini dikarenakan Pemerintah Prancis memutuskan untuk menghormati guru bahasa Prancis, Samuel Paty yang tewas usai menunjukan gambar yang menyinggung Nabi Muhammad SAW.

Paty dianugerahi Legiun d'honneur, penghargaan tertinggi yang dianugerahkan oleh pemerintah Prancis sebagai pengakuan atas fakta bahwa ia meninggal lantaran mencoba menjelaskan pentingnya kebebasan berbicara.

Macron menggambarkan bahwa pembunuhan tersebut sebagai serangan teroris Islam yang merenggut nyawa Paty.

Baca Juga: Soal Oknum Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Polri Tegaskan Jatuhi Hukuman Mati

Dia mengatakan bahwa persatuan dan ketegasan adalah satu-satunya jawaban atas kejahatan terorisme Islam.

Pengunduran diri Pogba dipublikasikan hari Minggu, 25 Oktober 2020 di laman olahraga Arab 195 Sports yang mengatakan bahwa keputusan untuk memberikan Legiun d'honneur kepada guru itu dan komentar Macron yang menuduh bahwa Islam sebagai sumber terorisme internasional adalah alasan atas keputusannya untuk berhenti bermain sebagai pemain Tim Nasional (Timnas) Prancis.

Pogba diduga menganggap keputusan itu menghina dia dan Muslim Prancis, terutama karena Islam adalah agama kedua di Prancis setelah Kristen.

Baca Juga: Survey Bersama Kemenkes, WHO, dan UNICEF: 7,60 Persen Masyarakat Indonesia Tolak Vaksinasi Covid-19

Sementara itu atas komentar Macron itu beberapa asosiasi perdagangan Arab telah mengumumkan seruan untuk memboikot produk yang berasal dari Prancis.

Komentarnya itu juga menyebabkan terjadinya kampanye media sosial yang menyerukan boikot produk Prancis dari supermarket di negara-negara Arab dan Turki.

Beberapa tagar seperti #BoycottFrenchProducts, atau dalam bahasa Inggris dan Arab #ExceptGodsMessenger menjadi trending di berbagai negara seperti Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Yordania, Arab Saudi, dan Turki.

Baca Juga: Klaim Temukan Lokasi Jatuhnya MH370 Usai 6 Tahun Jadi Misteri, Pakar: Salah Target Tempat Pencarian

Di Kuwait, ketua dan anggota direksi dari Al-Naeem Cooperative Society memutuskan untuk memboikot dan mengeluarkan semua produk Prancis dari rak supermarket.

Kemudian, di Qatar, perusahaan Wajbah Dairy mengumumkan untuk memboikot produk Prancis dan berjanji akan mengganti dengan alternatif lain.

Kemudian, The Gulf Cooperation Council (GCC) mengungkapkan bahwa pernyataan Macron sangat tidak bertanggung jawab dan bertujuan untuk menyebarkan budaya kebencian di antara masyarakat.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang, Pemkot Bandung Perintahkan Pengelola Wisata Perketat Protokol Kesehatan

Nayef al-Hajraf selaku sekretaris jeneral dewan meminta para pemimpin dunia dan pihak-pihak lain untuk menolak pidato kebencian dan penghinaan atas agama dan simbol-simbolnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x