Network
PR DEPOK – Sepak bola Indonesia tengah berduka lantaran baru saja kehilangan penyerang legenda Tim Nasional era 1980-an, Ricky Yacobi.
Yacobi meninggal dunia dunia saat bermain sepak bola di lapangan Senayan Jakarta, Sabtu 21 November 2020 pagi.
Yacobi sangat dikenal oleh publik sepak bola Indonesia sebagai legenda dan striker hebat di era 1980-an.
Baca Juga: Sinopsis Flirting Scholar, Aksi Kocak Stephen Chow Tuk Dapatkan Hati Gadis Pujaannya
Bahkan karena kehebatannya dalam mengolah si kulit bundar, disandingkan dengan legenda Timnas Jerman era 1970 hingga awal 1980-an, Paul Breitner.
Sehingga Yacobi mendapat julukan 'Paul Breitner dari Indonesia'.
Ricky Yacobi lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 12 Maret 1963 (usia 57 tahun).
Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Striker Legendaris Timnas Ricky Yacobi, Tak Sempat Selebrasi Usai Cetak Gol
Berposisi sebagai seorang stiker, Yacobi mengawali karirnya di PSMS Medan sejak berusia 16 tahun pada 1979 hingga 1985.
Dalam karirnya di PSMS Medan, Yacobi mampu membawa Tim Ayam Kinantan menjuarai Liga Perserikatan pada 1983 dan 1985.
Kemudian dirinya berpindah ke klub era Galatama asal Kota Solo, Arseto FC, pada 1986.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Luhut Binsar Panjaitan Dirawat di Belgia, Simak Faktanya
Penampilannya yang luar biasa, membuat Yacobi dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Nama Yacobi semakin menggema di dunia sepak bola, bukan hanya Indonesia tapi Asia, saat dia memimpin Timnas Indonesia di gelaran Asian Games 1986, yang diadakan di Seoul, Korea Selatan.
Pada gelaran tersebut, Yacobi bermain bersama para legenda luar biasa Timnas Indonesia, seperti Nasrul Koto, Robby Darwis, Ribut Waidi, Patar Tambunan, Marzuki Nyak Mad, serta si ‘Maradona Indonesia’ Zulkarnain Lubis.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Proses Rekrutmen Pelamar PT KAI Diminta Buat Video yang Perlihatkan Bagian Perut
Terbukti, Yacobi dan kamerad mampu menampilkan permainan yang luar biasa.
Namun, Timnas Indonesia harus terhenti di semifinal karena kalah dari tuan rumah Korea Selatan dengan skor 0-4 yang saat itu tuan rumah juga pada akhirnya memenangkan medali emas cabang sepak bola Asian Games 1986.
Meski gagal meraih medali, namun pencapaian hingga babak semifinal tersebut, merupakan pencapaian tertinggi terakhir Timnas Indonesia di Asian Games yang belum terulang lagi di era selanjutnya.
Baca Juga: Berandai Jadi Menhan, Fahri Hamzah Akan Peringatkan TNI karena Telah Tabrak Rambu Militer
Penampilan gemilang Yacobi di Asian Games 1986, keberhasilannya membawa Arseto FC menjuarai Liga Galatama pada 1987 serta membawa Timnas Indonesia meraih medali emas ASEAN Game pada tahun yang sama, membuat klub papan atas Jepang, Matsushita (saat ini dikenal sebagai Gamba Osaka), merekrutnya pada 1988.
Namun sayang karena dia tidak bisa beradaptasi dengan baik terhadap kondisi iklim dan cuaca di Jepang, membuatnya hanya tampil 6 kali.
Hingga kemudian dirinya kembali ke Arseto FC di musim yang sama.
Baca Juga: Lakukan Pengukuran Lahan Tanpa Izin, Seorang Calo Tanah Dibacok Oleh Ketua RT
Arseto FC menjadi klub terakhirnya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk gantung sepatu pada 1991.
Setelah pensiun, Yacobi membuka sekolah sepak bola bernama Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi, yang bertempat di Jakarta.
Kini, stiker legenda sepak bola Indonesia tersebut telah berpulang ke pangkuan Tuhan.
Baca Juga: Pakar Sebut Infrastruktur di Indonesia Memadai, Wilayah Pelosok Akan Terjangkau Distribusi Vaksin
Yacobi meninggal dunia akibat serangan jantung saat bermain sepak bola bersama beberapa mantan pemain timnas Indonesia di Lapangan A Senayan, Gelora Bung Karno, pada 21 November 2020.
Ricky Yacobi, seorang legenda yang tidak pernah lepas dari sepak bola. Dia hidup, besar, dan menghembuskan nafas terakhirnya di lapangan hijau yang dicintainya.***
