Malam Ini Puncak Hujan Meteor June Bootid, Sejumlah Wilayah Dapat Melihat dengan Mata Telanjang

27 Juni 2020, 18:49 WIB
ILUSTRASI Hujan Meteor.* /Info astronomy / Jim McCormack/

PR DEPOK - Fenomena langit langka akan terjadi kembali di akhir-akhir bulan Juni ini. Sebelumnya, beberapa bulan terakhir fenomena langit lain sudah terjadi seperti gerhana matahari cincin, hujan meteor hingga gerhana bulan.

Namun, di pertengahan tahun ini, tata surya kita kembali akan kembali disuguhkan fenomena lainnya yaitu hujan meteor June Bootid.

Hujan meteor June Bootid atau biasa disingkat JBO, biasanya merupakan pancuran yang sangat lemah yang terkadang menghasilkan ledakan.

Baca Juga: Aksi Heroik Selamatkan Pengungsi Rohingya, Kades di Aceh: Kami Percaya Sudah Berbuat Benar 

Dikutip dari akun instagram Observatorium Bosscha, puncak hujan meteor Bootid dilaporkan akan berlangsung pada Sabtu 27 Juni 2020 malam.

Namun, pengamat sebenarnya sudah bisa menikmati hujan meteor ini sejak 22 Juni hingga 2 Juli 2020 mendatang.

Fenomena ini akan menampilkan hujan meteor terbaik pada sekira pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Saat itu, titik radiant berada di titik paling tinggi di langit. Hujan meteor Bootid pada bulan Juni bisa di lihat ke arah rasi Bootes.

Baca Juga: Pesawat Tempur Tiongkok Cegat Pesawat Amerika Serikat di Sekitar Wilayah Udara Taiwan 

Dengan demikian, hujan meteor kemungkinan menghasilkan tampilan terbaik setelah senja ketika titik radiasi masih setinggi mungkin.

Observatorium Bosscha melaporkan jumlah meteor yang akan dilihat dalam satu jam aktivitas puncak, sangat bervariasi.

Selain itu, Bosscha juga menyampaikan puncak hujan meteor Bootid dapat disaksikan dengan mata telanjang, tanpa alat bantuan dalam kondisi langit gelap.

Hujan meteor ini sebenarnya paling baik dilihat di lintang utara Bumi, tetapi wilayah lintang selatan pun masih bisa melihat, dengan begitu seluruh daerah di Indonesia dapat mengamatinya.

Baca Juga: Pasutri di Jakarta Utara Ditangkap, Jual Anak di Bawah Umur Usai Diiming-imingi Kerja di Restoran 

Dilansir oleh Pikiranrakyat-depok.com dari laman Space Weather, meteor Bootid berasal dari komet periodik 7P/Pons-Winnecke, yang mengorbit Matahari setiap 6,37 tahun sekali.

Hujan meteor Bootid dikenal sebagai hujan meteor yang lambat dan terang karena akan menghantam atmosfer Bumi dengan kecepatan 18 kilometer per detik.

Pada tanggal 27 Juni 1998, pengamat langit di bagian utara dapat melihat sebanyak 100 meteor per jam selama ledakan yang berlangsung selama 7 jam.

Baca Juga: Berencana Miliki Sendiri Setelah Brexit, Pakar Ruang Angkasa: Inggris Telah Salah Beli Satelit 

Itu bukan pertama kalinya ledakan serupa dari Bootes telah direkam. Hal tersebut pernah terjadi pada tahun 1916, 1921, dan 1927. Para astronom menyebut meteor-meteor yang tidak dapat diprediksi.

Komet 7P/Pons-Winnecke ini mengorbit Matahari setiap 6,37 tahun sekali. Komet tersebut mengikuti jalur elips yang membawanya dari titik dekat orbit Bumi ke tepat di luar orbit Jupiter.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: space weather

Tags

Terkini

Terpopuler