PR DEPOK - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk tidak membuat pernyataan yang meresahkan para guru.
Desakan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Prof. Unifah Rosyidi.
Menurut Unifah, hampir setiap hari para guru pernyataan dari Kemendikbud yang membuat mereka tidak nyaman.
"Sering sekali guru jadikan beban, bahkan hampir setiap hari mendengar pernyataan yang tidak nyaman dari Kemendikbud," ujar Unifah sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Dia mengungkapkan pernyataan yang membuat para guru tidak nyaman yakni terkait tunjangan profesi guru yang hanya dibayarkan pada guru yang berprestasi.
Meski hal tersebut telah dibantah, kata Unifah, banyak sekali pernyataan-pernyataan yang membuat guru menjadi resah.
"Misalnya, ada tunjangan profesi guru hanya dibayarkan pada guru yang berprestasi. Meskipun dibantah, banyak sekali pernyataan yang meresahkan para guru," ujarnya.
Menurut dia, seharusnya Kemendikbud hendaknya berfokus pada cara yang akan dilakukan agar pembelajaran berlangsung secara efektif dalam situasi sulit seperti ini.
Oleh karenanya, kata dia, jangan ada pernyataan-pernyataan yang membuat heboh dab meresahkan para guru.
Menurutnya, bila guru itu dianggap penting maka tak perlu ada lagi pernyataan yang membuat resah dan dirinya meminta agar para guru diberikan ketenangan.
''Jangan dibilang kalau guru itu penting, tapi ada pernyataan yang bikin resah. Tolonglah guru diberikan ketenangan. Termasuk guru-guru Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK) yang tunjangan sertifikasinya dicabut," kata Unifah.
Selain itu, Unifah juga mengatakan guru-guru SPK memang mengajar di sekolah kerja sama, akan tetapi mereka pun memiliki keluarga dan juga memiliki tujuan yang sama, yakni bekerja untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
''Begitu juga perekrutan guru CPNS, yang tanpa persetujuan DPR, dikatakan akan dihilangkan. Dampaknya kemana-mana, karena anak-anak muda kita tidak akan tertarik lagi menjadi guru," kata dia melanjutkan.
Pernyataan Ketua Umum PGRI itu didampaikan dalam FGD Peta Jalan Pendidikan yang diselenggarakan secara daring.
Dalam kesempatan itu juga, Unifah juga meminta agar Kemendikbud melibatkan pesantren dalam penyusunan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 dan juga melakukan pembinaan pada Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
Meski dalam situasi yang serba terbatas, Unifah menyebut bahwa pihaknya akan tetap mengabdi untuk mencari cara agar kompetensi guru semakin meningkat
Untuk diketahui, dalam waktu dekat, PGRI akan merancang buku aktivitas yang membantu para guru dan siswa dalam belajar.***