Bantu Tangani Pandemi Corona, ITB Kembangkan Kabin Sterilisasi untuk Masker N95

- 21 April 2020, 07:57 WIB
TIM Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan kabin sterilisasi untuk masker N-95.*
TIM Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan kabin sterilisasi untuk masker N-95.* /Humas ITB/

PIKIRAN RAKYAT - Jenis masker N95 bagi tenaga kesehatan sangatlah penting untuk menghadapi pasien positif virus corona.

Namun, masker ini hanya bisa digunakan untuk sekali pakai.

Untuk itu, tim Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan kabin sterilisasi untuk masker N95 agar bisa digunakan kembali oleh tenaga medis.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Dr Yuli Setyo Indartono selaku ketua dari perancangan ini menyampaikan bahwa kebutuhan masker N95 semakin meningkat seiring dengan jumlah pasien yang terus bertambah.

Baca Juga: Gairahkan Wisatawan Pascapandemi, Kemenparekraf Siap Berkolaborasi dengan EO 

Yuli menjelaskan, alat tersebut memiliki spesifikasi yaitu menggunakan teknologi ionisasi udara, penurun kelembapan udara, rak sterilisasi masker N95, dengan dimensi kabin 1x1x2 meter persegi.

"Sterilisasi ini menjadi solusi agar masker N95 bisa digunakan kembali," ujar Yuli Setyo sebagaimana dikutip Pikiranrakyatdepok.com dari Antara.

Menurutnya berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, sterilisasi masker bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama disimpan di kantong kertas dan dibiarkan selama tiga hingga empat hari dengan prinsip kalau ada virus akan rusak karena tidak ada media untuk berkembang biak.

Baca Juga: Marak Terjadi, Penyebar Hoaks Terancam Denda hingga Rp 1 Miliar 

kedua adalah bisa dipanaskan sampai 70 derajat celsius di dalam oven dan ketiga diberi uap panas.

Metode yang tidak direkomendasikan untuk sterilisasi masker adalah dengan menggunakan sinar UV karena bisa merusak lapisan masker N95.

“Kami tidak menggunakan sinar UV dan tidak menggunakan pemanasan karena khawatir menyebabkan penurunan kualitas masker N95,” ujar Yuli.

Lebih lanjut Yuli mengatakan, agar tidak merusak masker, maka proses sterilisasinya dilakukan di temperatur kamar.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Darah dari Llama Bisa Jadi Vaksin Virus Corona 

“Kami menggunakan ionisasi udara. Dari berbagai penelitian ilmiah, ion negatif bisa merusak struktur bakteri dan virus. Kami juga menggunakan dehumidifier untuk menurunkan kelembapan udara.

"Jika kelembapan udara rendah, maka udara akan menyerap air dari masker. Tidak perlu memanaskan masker," katanya.

Kabin Sterilisasi yang kedap udara itu di dalamnya terdapat tiga komponen utama yaitu alat yang menghasilkan ion udara, kipas kecil, dan alat untuk menurunkan kelembapan udara.

Kabin tersebut juga dipasang timer untuk mengatur waktu sterilisasi.

Baca Juga: Tanpa Protokol Kesehatan, Ribuan Warga Washington Unjuk Rasa Terkait Kebijakan #DiRumahAja 

Pada spesifikasi alat, selain menghasilkan ion, alat tersebut juga menghasilkan hidrogen peroksida.

"Untuk proses sterilisasi membutuhkan waktu sekitar dua jam," ujar Yuli.

Kemampuan alat ini untuk mendekontaminasi bakteri telah diuji di Laboratorium Mikrobiologi di Sekolah Farmasi ITB oleh Prof. Marlia Singgih Wibowo dan juga diuji oleh Prof Pingkan Aditiawati di SITH ITB.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kabin ini mampu mendekontaminasi koloni bakteri Staphylococcus aureus dan E.coli pada permukaan kasa sebanyak 90 persen selama 90 menit.

Baca Juga: 100.000 Jemaah Lebih di Bangladesh Abaikan Lockdown untuk Hadiri Upacara Keagamaan 

Kabin Sterilisasi Masker N-95 buatan Tim Laboratorium Energi Terbarukan, FTMD–ITB itu telah diserahkan kepada Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk pengujian lebih lanjut pada Senin, 20 April 2020.

Pihak RSHS menyambut baik alat kabin sterilisasi tersebut dan berencana melakukan uji coba secara langsung di RSHS Bandung.

Selain RSHS, menurut Yuli, masih ada delapan rumah sakit lain yang juga telah meminta dikirim kabin sterilisasi.

Tak hanya untuk masker, berbagai APD juga bisa disterilkan menggunakan alat tersebut. Namun, desain saat ini dirancang untuk masker N95.

Baca Juga: Satelit NASA Berhasil Menangkap Foto Jernih saat Gunung Anak Krakatau Meletus 

“Mudah-mudahan kabin ini mampu meningkatkan metode sterilisasi masker N95 yang selama ini dilakukan di RS,” kata dia.

Dalam pembuatan kabin ini, Yuli mengerjakan bersama timnya di antaranya Andhita Mustikaningtyas, Mukhlis Ali, dan Taufik Rahman.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x