Diharapkan Bisa Jadi Inovator, Guru Penggerak di Kabupaten Pekalongan Resmi Dikukuhkan

- 16 September 2023, 19:37 WIB
ILUSTRASI - Ratusan guru penggerak di Kabupaten Pekalongan resmi dikukuhkan, dan diharapkan bisa menjadi inovator.
ILUSTRASI - Ratusan guru penggerak di Kabupaten Pekalongan resmi dikukuhkan, dan diharapkan bisa menjadi inovator. /sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id

PR DEPOK - Para guru penggerak didorong untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Salah satunya dengan menjadi inovator dalam perkembangan pendidikan di Kabupaten Pekalongan.

Pesan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, seusai acara Pengukuhan Guru Penggerak, di Aula Lantai I Setda Kabupaten Pekalongan, Kamis (14/9/2023).

“Para guru penggerak ini harus bisa menjadi inovator dan leader, juga bisa menjadi panutan bagi guru-guru lainnya. Peran guru dalam bidang pendidikan sangat penting, sebagai elemen terbesar dalam sistem pendidikan,” ujarnya.

Disebutkan, jumlah guru di Kabupaten Pekalongan sekitar 4.500 orang. Namun, yang sudah berkesempatan mengikuti program guru penggerak sekitar 200-an orang.

Baca Juga: BMKG Rilis Nama Bulan dan Daerah untuk Musim Hujan 2023: Kami Harap Informasi ini Dijadikan Acuan

“Ini benar-benar lulus, artinya bapak ibu yang terpilih, diberi amanah. Oleh karena itu, saya minta harus berbeda dengan sebelumnya. Jadikan bekal (pendidikan) selama sembilan bulan lalu untuk bisa berinovasi dalam memberikan pembelajaran,” harapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Kholid, berharap guru penggerak yang dikukuhkan mampu mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan lingkungannya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah memimpin Rapat Terbatas (Ratas) untuk membahas Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 melalui konferensi video, yang dilaksanakan dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, pada Kamis (4/6/2020) lalu.

Baca Juga: Bansos PKH September 2023 Sampai Kapan Cair Rp400.000? Cek Info Lengkap dan Penerima di Sini

Presiden Jokowi mengungkapkan urgensi untuk mengantisipasi perubahan besar yang tengah terjadi di seluruh dunia. Ia menyoroti disrupsi teknologi yang berpengaruh luas terhadap berbagai sektor, termasuk penerapan otomatisasi, kecerdasan buatan (artificial intelligence), big data, dan internet of things (IoT).

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya mengantisipasi perubahan demografi, serta perubahan sosio-ekonomi dalam populasi yang mencakup transformasi dalam pasar tenaga kerja yang semakin fleksibel.

Presiden Jokowi juga menyoroti perubahan lingkungan dan struktural yang terjadi dengan cepat akibat pandemi Covid-19. Hal ini mencakup peralihan ke pembelajaran jarak jauh, percepatan digitalisasi, dan konsep less contact economy.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Fase Grup Piala Dunia U-17 dan Pembagian Grup

Presiden menekankan bahwa banyak negara di seluruh dunia telah mulai menyesuaikan sistem pendidikan mereka, termasuk pendidikan prasekolah, dasar, menengah, vokasi, dan perguruan tinggi, untuk memenuhi kebutuhan dari perubahan besar yang terjadi.

Dalam konteks ini, Presiden memberikan beberapa penekanan yang harus diperhatikan:

Pertama, Presiden menekankan bahwa cara bekerja di masa depan akan sangat berbeda dengan pengalaman saat ini. Oleh karena itu, pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di masa depan harus didasarkan pada tren dan perkembangan ilmu masa depan, bukan hanya berdasarkan tren masa lalu.

Baca Juga: Behind Your Touch Episode 11 Sub Indo: Ini Jadwal, Spoiler, dan Link Nonton Legal, Fakta Kematian Ibu Ye Boon

Kedua, Presiden menegaskan bahwa SDM unggul yang ingin dibangun adalah mereka yang memiliki karakter dan moralitas yang luhur, dengan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila sebagai fokus utama. Pendidikan karakter dianggap sebagai aspek penting dalam pembangunan mental dan karakter bangsa.

Ketiga, Presiden menekankan perlunya menetapkan target-target yang dapat diukur. Ini mencakup angka partisipasi untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Presiden mendorong penetapan target yang tinggi untuk memberikan semangat dan optimisme.

Keempat, Presiden mengingatkan bahwa kemampuan untuk melakukan reformasi tidak hanya tergantung pada satu kementerian, yaitu Kemendikbud, tetapi membutuhkan dukungan dari seluruh komunitas pendidikan. Ini termasuk dukungan dari kementerian dan lembaga terkait, masyarakat, pemerintah daerah, dan kemitraan dengan sektor swasta.

Presiden menegaskan bahwa reformasi pendidikan tidak hanya mencakup penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran, tetapi juga termasuk perbaikan infrastruktur, penyediaan akses teknologi, dan dukungan keuangan yang diperlukan.***

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah