Cegah Penyebaran Hoaks, WhatsApp Kembali Batasi Pesan yang Diteruskan

7 April 2020, 16:36 WIB
Whatsapp.* /DOK. PR/

PIKIRAN RAKYAT - Aplikasi komunikasi WhatsApp mulai memperketat kebijakan batas penerusan pesan sejak Selasa, 7 April 2020.

Hal ini dilakukanuntuk membatasi pengguna berbagi konten yang diteruskan dalam satu obrolan sekaligus setelah mendapati banyak pesan yang salah mengenai cara menyembuhkan virus corona.

Wabah virus corona telah menewaskan lebih dari 70.000 orang di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini menyatakan belum ada vaksin antivirus corona.

Namun, hal itu tidak membuat orang-orang tetap mencari alternatif penyembuh virus corona, akibat kepanikan. Akhirnya banyak bertebaran informasi yang tidak bertanggung jawab yang menyesatkan orang tentang obat alternatif virus corona.

Baca Juga: Imbas Corona, Sri Mulyani Kaji Ulang Pemberian THR dan Gaji Ke-13 ASN 

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari situs Reuters pada Selasa, 7 April 2020, menyebut bahwa WhatsApp, yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia itu menanggapi banyaknya informasi yang salah yang disebarkan oleh penggunanya.

Pihaknya mengatakan dalam sebuah unggahan blog, akan membuat perubahan setelah mengamati peningkatan signifikan dalam jumlah pertukaran informasi semenjak krisis virus corona.

"Kami percaya, penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat untuk percakapan pribadi," kata pernyataan itu.

Seorang juru bicara dari pihak WhatsApp mengatakan pembatasan baru itu akan berlaku sampai waktu yang tidak ditentukan.

Baca Juga: Tangani Pasien, RS Bhayangkara Brimob Butuh 1.400 APD dalam Sehari 

Layanan pesan singkat ini telah memberlakukan pembatasan bertahap pada penerusan pesan sejak 2018, setelah desas-desus viral tentang platformnya memicu gelombang kekerasan massal dan kematian di India.

Sejak tahun lalu, pengguna hanya dapat meneruskan pesan ke lima orang atau grup sekaligus, turun dari batas sebelumnya 20. Aplikasi ini juga memberi label pesan apa pun yang telah diteruskan lebih dari lima kali.

Facebook dan Twitter juga menanggapi membanjirnya informasi medis yang tidak akurat diunggah dalam beberapa bulan terakhir.

Pihak Facebook dan Twitter akhirnya melarang pengguna mengunggah informasi yang menyesatkan tentang virus corona, termasuk penolakan saran ahli dan perawatan palsu.

Baca Juga: Saat Lockdown, Seekor Badak Asyik Telusuri Jalan Nepal yang Sepi 

Disebutkan bahwa ratusan orang telah bertukar teks, foto, dan video, tanpa memonitor asal pesan tersebut.

Aplikasi ini juga mendorong orang untuk menandai konten yang mencurigakan ke organisasi pengecekan fakta.

Akhirnya, WHO dan otoritas kesehatan nasional memungkinkan mereka untuk berbagi informasi yang dapat dipercaya tentang virus corona baru pada layanan menggunakan akun otomatis.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler