Ramai Diperbincangkan, Bosscha Bantah Asteroid Apollo Berpotensi Tabrak Bumi pada 8 Mei

30 April 2020, 22:30 WIB
ANIMASI yang menggambarkan pelintasan aman asteroid melewati bawah Bumi pada 12 Oktober 2017.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Ramai diperbicangkan akhir-akhir ini di beberapa media di Indonesia mengenai salah satu asteroid 2016 HP6 yang dikabarkan akan mendekati dan menghantam Bumi pada 8 Mei 2020 mendatang.

Observatorium Bosscha milik Institut Teknologi Bandung (ITB) membantah fenomena astronomi mengenai kabar asteroid tersebut yang akan menghantam Bumi.

Dalam akun Instagramnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada 30 April 2020, dijelaskan bahwa asteroid 2016 HP6 itu, akan berjarak sekitar 1.66 juta kilometer dari Bumi.

Baca Juga: Pengadilan Negeri Depok, Lembaga Hukum Pertama Konfirmasi Kasus Positif Via Rapid Test 

"Akan berada pada posisi terdekat dengan bumi yakni sejauh 4,33 kali jarak Bumi dan Bulan. Walau dikategorikan dekat namun sebetulnya bukanlah posisi terdekat Asteroid 2016 HP6 dalam periode Januari 2013 hingga Desember 2100," tulis akun tersebut seperti dikutip dari akun Instagram @bosschaobservatory.

Posisi melintas terdekat Asteroid 2016 HP6 ke Bumi telah terjadi pada 13 Mei 2018 silam dengan jarak 831.672 kilometer.

Asteroid 2016 HP6 ini akan bergerak dengan kecepatan 5,72 km/detik, serta diestimasi memiliki ukuran diameter sebesar 23 hingga 52 meter.

Meskipun jarak potong orbitnya dengan Bumi kurang dari 7,5 juta kilometer, Observatorium Bosscha menjelaskan bahwa asteroid ini tidak tergolong Potentially Hazardous Asteroids atau asteroid yang berpotensi berbahaya karena magnitudonya yang tinggi.

Baca Juga: 1 Ton Kotoran Ayam Disebar untuk Cegah Festival Tradisional di Swedia 

"Jadi asteroid ini tidak akan berbahaya bagi Bumi," kata akun tersebut.

Jika memang ditemukan sebuah Near Earth Object (NEO) yang memiliki potensi bahaya  nyata bagi Bumi, NEO tersebut harus selalu dimonitor dan dipantau posisi serta jalur orbitnya, karena trayektori objek dapat terus berubah.

Inilah yang menjadi objektif beberapa proyek survey pengamatan astronomi di dunia yaitu menemukan dan memonitor objek-objek yang dapat memberikan potensi bahaya ke Bumi.

Dikutip dari Antara, astreroid 2016 HP6 ini disebut juga sebagai astreroid Apollo.

Baca Juga: Sinopsis Kindergarten Cop 2, Aksi Menyamar Agen FBI Jadi Guru TK Tayang Malam Ini 

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa astreroid yang akan membahayakan Bumi jika lintasan orbitnya saling berpapasan.

"Asteroid ada berdampak kalau lintasan orbitnya berpapasan dengan orbit Bumi yang berakibat terjadinya tabrakan. Kita melihatnya sebagai jatuhnya asteroid," ujar Thomas.

Asteroid Apollo 2016 HP6 akan terlihat seperti bintang yang bergerak ketika dilihat menggunakan teleskop dan saat bergerak mendekati Bumi.

Pelintasan asteroid bisa menimbulkan bahaya bagi penduduk Bumi apabila asteroid berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi.

Baca Juga: Ribuan Buruh Dirumahkan, 500 TKA Tiongkok Masuk Sulawesi Tenggara 

Fenomena tersebut pernah terjadi ketika Meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak di langit Kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013.

Jatuhnya asteroid merupakan proses alami yang terjadi terus-menerus. Setiap hari, asteroid dengan material seberat 80 hingga 100 ton jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil, namun pecahan asteroid itu telah hancur saat melalui atmosfer Bumi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler