Keren! Peneliti Singapura Mengembagkan AI Pembaca Pikiran

22 Agustus 2023, 12:17 WIB
Para peneliti di Singapura membuat inovasi baru dengan mengembangkan Artificial Intelligence (AI) yang bisa membaca pikiran seseorang.* /Pixabay/ Gerd Altmann

PR DEPOK - Para peneliti di Singapura membuat inovasi baru dengan mengembangkan Artificial Intelligence (AI), yang berfungsi untuk membaca pikiran seseorang di dalam otaknya.

 

Diketahui, para peneliti Singapura mengembangkan AI yang berfokus kepada pola gelombang otak. Melalui sistem tersebut, AI dapat mendeteksi gambar yang telah dilihat seseorang.

Para peneliti Singapura menyebut sistem AI terbaru ini sebagai MinD-Vis. Pihak terkait telah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data pemindaian otak dari 58 peserta.

Data dari 58 peserta, para peneliti juga telah mengumpulkan 5.000 gambar hewan, makanan, bangunan, dan aktivitas manusia yang berbeda saat seseorang menerima pemindaian magnetic resonance imaging (MRI).

Baca Juga: Makan Bakso Enak dengan Harga Terjangkau: Ini 5 Warung Bakso di Kebumen yang Wajib Dicoba!

Gambar yang ditangkap dari gelombang otak 58 peserta itu, memiliki durasi 9 detik per visual atau gambar. Lebih lanjut, AI pembaca pikiran akan mencocokkan pemindaian otak dengan gambar.

Tujuannya diketahui untuk menghasilkan model AI individual bagi setiap peserta. Model tersebut, mempermudah komputer membaca pikiran seseorang dan menciptakan kembali visual yang telah dilihat.

 

"Itu (MinD-Vis) dapat memahami aktivitas otak, seperti halnya ChatGPT memahami bahasa alami manusia. Kemudian MinD-Vis akan menerjemahkan aktivitas otak Anda ke dalam bahasa yang dapat dipahami Stable Diffusion (sebuah alat AI yang dapat menghasilkan gambar dari tek)," ujar seorang peneliti, Jiaxin Qing, dilansir dari Euro News.

Jianxin Qing menjelaskan, hasil AI dari penelitian itu, sama dengan gambar yang telah diberikan kepada peserta untuk dilihat, kemudian direkam melalui gelombang otak.

Baca Juga: 7 Lapang Futsal di Depok yang Recommended, Berikut Alamatnya

Diungkapkan seorang penliti lainnya bernama Chen Zijiao, AI pembaca pikiran ini dapat membantu orang di masa depan. Manfaat yang dihasilkan pun sangat beragam.

"Katakanlah untuk pasien yang tidak memiliki kemampuan motorik. Mungkin kita bisa membantunya melalui kaki palsunya atau berkomunikasi dengan orang lain hanya menggunakan pikiran tanpa bicara," ungkap Chen.

 

Sementara itu, seorang peserta dalam penelitian tersebut bernama Li Ruilin sangat takjub dengan perkembangan teknologi AI pembaca pikiran.

Menurutnya, penelitian tersebut sangat menarik. Li Ruilin pun, berkeinginan keras mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang dipikirkannya.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Blade II: Blood Hunt, Tayang Malam Ini di Bioskop TRANS TV

"Decoding otak ini seperti menggunakan sinyal otak untuk menghasilkan modalitas alami. Penelitian yang sangat menarik dan mengasyikkan. Saya juga tertarik dengan apa yang dapat dihasilkan otak dan apa yang saya pikirkan," kata Li Ruilin.

Meskipun begitu, penelitian AI pembaca pikiran membutuhkan waktu yang lama. Pasalnya, mengbangkan teknologi itu tidak semudah yang dipikirkan.

 

Juga, para peneliti terhambat dengan kurangnya undang-undang soal AI. Lantaran, tidak semua orang bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Banyak orang yang khawatir, jika penelitian ini bisa membocorkan rahasia mereka. Juga, memungkinkan rasa takut dari responden apabila para peneliti mengungkapkan temuan mereka ke publik dari pikiran para peserta.

Baca Juga: Benarkah Panji Gumilang Resmi Divonis 20 Tahun Penjara? Cek Faktanya Berikut Ini

"Hal yang perlu diperhatikan adalah kita harus memiliki pedoman, etika, dan hukum yang sangat ketat dalam hal bagaimana melindungi privasi," jelas Juan Helen Zhou, seorang profesor National University of Singapore.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler