Miliki Gejala Serupa, Pasien TBC Harus Lebih Waspada Virus Corona

- 25 Maret 2020, 06:00 WIB
ILUSTRASI TBC.*
ILUSTRASI TBC.* /Galamedia News//

PIKIRAN RAKYAT - Penyakit Tuberculosis (TBC) masih menjadi beban masalah kesehatan di Indonesia hingga saat ini.

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada saat yang bersamaan, Indonesia juga menghadapi pandemi Virus Corona atau COVID-19 dan harus lebih diwaspadai oleh pasien TBC.

Kedua penyakit ini adalah pandemi pernapasan yang menular melalui droplet atau percikan, menyerang rentang usia yang luas seperti diantaranya orang lanjut usia dan orang yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti mereka yang memiliki gangguan kronis pada paru, bahkan pada anak-anak.

Baca Juga: Satu Dosen UI Berstatus PDP Virus Corona Meninggal, Uji Lab Belum Keluar

Beberapa gejala TBC seperti batuk, demam, dan merasa lemas juga dialami pasien COVID-19.

“COVID-19 menyadarkan kita betapa rentannya jika pasien TBC tidak berobat, karena daya tahan tubuh dan kondisi paru mereka juga lebih rentan terinfeksi,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Wiendra Waworuntu seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kemenkes.

Dirinya menegaskan, untuk pasien TBC yang dalam masa pengobatan harus minum obat teratur dan tetap menjaga daya tahan tubuh.

Baca Juga: Kota Depok Belum Terima Alat Tes Masif Virus Corona, Rapid Test Kembali Ditunda

Oleh sebab itu, ia melanjutkan peran komunitas sangatlah penting dalam skema pengobatan TBC, terutama bagi pasien Resistan Obat (TBC RO).

“Kami sedang menyiapkan skema tersebut agar pasien TBC RO tidak harus ke RS setiap hari untuk berobat,” ujarnya.

Wiendra mengatakan rumah sakit harus menerapkan strategi Temukan-Pisahkan-Obati (Tempo) untuk tatalaksana TBC dan dapat menjadi pembelajaran untuk COVID-19.

Baca Juga: Rapid Test Virus Corona Akan Dilakukan untuk Anggota DPR, Ibas: Kami Menolaknya

Dalam pengendalian TBC, dirinya memaparkan ketika pasien batuk datang ke RS, harus dilakukan triase saat penerimaan awal berdasarkan gejala utama TBC.

Jika batuk lebih dari 2 pekan, pasien diberi masker dan edukasi, kemudian menunggu pada ruang terpisah dengan ventilasi yang baik sebelum dilayani.

Disamping pelayanan, riset implementasi juga memiliki peranan penting dalam penanggulangan penyakit.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia Selasa, 24 Maret 2020: Kasus Positif COVID-19 Menjadi 686 Orang

Komite Ahli Tuberkulosis Pandu Riono mengatakan modalitas penularan TBC dan COVID-19 ini berdekatan.

Berbagai sumber daya yang telah terdapat di manajemen pelayanan TBC dapat dimanfaatkan untuk penanganan COVID-19.

Sebaliknya, untuk jangka panjang kedepannya investasi pada berbagai sumber daya penanganan COVID-19 saat ini, sangat memungkinkan dapat digunakan untuk mendukung pelayanan TBC.

Baca Juga: Batalkan Ujian Nasional, Nadiem Makarim Berikan Sejumlah Alasannya

“Pengobatan pasien TBC harus tetap berjalan dengan teratur sampai sembuh meski dengan munculnya Covid-19. Saya tentunya khawatir akan situasi COVID-19, tetapi, peran warga untuk menjaga kesehatan masyarakat justru semakin diperlukan sekarang. Terutama untuk pasien TBC resistan obat,” tutur Pandu.

Disamping itu, Wiendra mengimbau pemangku kepentingan untuk lebih sinergi dalam melakukan promosi dan pencegahan penyakit.

Pesan etika batuk dan Germas yang ada bisa dimanfaatkan oleh mitra-mitra implementasi di lapangan.

Baca Juga: Winger Muda Chelsea Callum Hudson-Odoi Dikabarkan Berhasil Lawan Virus Corona

“Saat melakukan investigasi kontak pasien TBC, jangan lupa menggunakan Alat Pelindung Diri seperti masker dan mencuci tangan secara rutin,” tambahnya.

Setiap tahun, 100 juta penduduk dunia jatuh sakit akibat Mycobacterium Tuberculosis dan 845.000 diantaranya berada di Indonesia, negara dengan beban TBC tertinggi ketiga setelah India dan Tiongkok.

“Menyadari besarnya permasalahan TBC di Indonesia, saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap orang yang berkontribusi agar pelayanan TBC tetap berjalan dalam kondisi saat ini. Saya juga mengapresiasi kerja keras tenaga kesehatan yang melawan Covid-19, karena upaya mereka menjaga kita semua, termasuk para pasien TBC. Sebagian tenaga kesehatan yang berjuang pun juga terlibat dalam eliminasi TBC,” pungkasnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kemenkes RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x