Pria berusia 50 tahun ini menginginkan data yang jelas dan berdasar tentang twitter yang melakukan verifikasi sendiri, dan itu adalah metodologi lemah Twitter.
Perjanjian penjualan Twitter memungkinkan Elon Musk untuk dari kesepakatan awal, jika ada "efek merugikan secara material" yang disebabkan oleh perusahaan.
Konflik ini mendefinisikan sebagai perubahan yang berdampak negatif terhadap bisnis atau kondisi keuangan Twitter.
Baca Juga: Harga Masih Tinggi, Manchester United Adakan Negosiasi Lagi untuk Datangkan Frenkie de Jong
Dalam sebuah pernyataan, Twitter mengatakan selama ini bahwa mereka masih melanjutkan kesepakatan, meskipun belum menjadwalkan pemungutan suara pemegam saham.
Kemudian, Twitter juga menyebut pihaknya secara kooperatif telah berbagi informasi dengan Elon Musk sesuai dengan ketentuan perjanjian.
"Kesepakatan itu adalah kepentingan terbaik bagi semua pemegang saham," tutur pihak Twitter.
"Kami bermaksud menutup transaksi dan menegakkan perjanjian dengan harga dan syarat yang telah disepakati," kata mereka menambahkan.
Baca Juga: Tegas! Rusia Ancam Cabut Akreditasi Kantor Berita AS jika Jurnalisnya Tak Diperlakukan Baik
Diketahui bersama, Elon Musk sebelumnya telah menyetujui pembelian Twitter pada April 2022 lalu.