Bagaimana Dampak Buruk AI pada Kesehatan, Hubungan Sosial dan Politik? Begini Penjelasan Pakar Internasional

- 11 Mei 2023, 15:15 WIB
ILUSTRASI - Pakar internasional mengungkapkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh AI terhadap kesehatan, hubungan sosial, serta politik.
ILUSTRASI - Pakar internasional mengungkapkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh AI terhadap kesehatan, hubungan sosial, serta politik. /Pixabay/geralt/

Menurut mereka, penggunaan pengawasan berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk mengontrol dan menindas individu.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Bakso Solo di Cianjur yang Buka Hari Ini dan Besok, Berikut Alamatnya

Mereka memberikan contoh Sistem Kredit Sosial China yang menggabungkan perangkat lunak pengenalan wajah dan analisis data besar dari transaksi keuangan, pergerakan, catatan polisi, dan hubungan sosial.

Menurut laporan tersebut, setidaknya 75 negara, termasuk negara-negara demokrasi liberal, telah memperluas penggunaan sistem serupa. Salah satu ancaman lain yang disoroti adalah pengembangan Sistem Senjata Otonom Mematikan (LETHAL Autonomous Weapon Systems/LAWS).

Sistem ini dapat terpasang pada perangkat kecil seperti drone dan mampu menemukan, memilih, dan menargetkan manusia tanpa intervensi manusia. Dalam hal ini, AI memiliki potensi untuk membunuh orang dengan skala yang luas, seperti yang diungkapkan oleh para peneliti.

Dalam dekade mendatang, penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) secara luas juga berpotensi mengakibatkan hilangnya puluhan hingga ratusan juta lapangan pekerjaan.

Baca Juga: Foto KTP dan Daftar Lewat HP, Pinjaman Online OJK Tepercaya 2023 Langsung Cair

"Meskipun terdapat banyak manfaat dalam menghilangkan pekerjaan yang berulang, berbahaya, dan tidak menyenangkan, kita sudah mengetahui bahwa tingkat pengangguran sangat terkait dengan dampak buruk terhadap kesejahteraan dan perilaku kesehatan," tulis para pakar.

Mereka mengungkapkan bahwa peningkatan dalam otomatisasi cenderung menghasilkan transfer pendapatan dan kekayaan kepada pemilik, dan berperan dalam menciptakan ketimpangan distribusi kekayaan di seluruh dunia.

Selain itu, para peneliti menekankan bahwa kita tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang bagaimana masyarakat akan merespons secara psikologis dan emosional terhadap dunia di mana lapangan pekerjaan menjadi langka atau tidak lagi diperlukan.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: US News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x