PR DEPOK - Karyawan Google dilaporkan menggelar aksi protes di berbagai kampus Google di Amerika Serikat menyusul Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 15.000 orang.
Serikat Pekerja Alfabet, yang mewakili para pekerja mengorganisir demonstrasi di lima kampus Google di seluruh Amerika Serikat pada tanggal 18 Januari, mulai dari Mountain View, California, hingga New York.
Protes tersebut bertujuan untuk menantang apa yang dianggap oleh serikat pekerja sebagai “poin pembicaraan palsu” yang digunakan oleh Google untuk membenarkan proses pengambilan keputusannya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Siap Hadapi Jepang di Piala Asia 2023, STY: Kami Tunjukkan Performa Terbaik
Mengekspresikan ketidakpuasan tenaga kerja, Stephen McMurtry, seorang insinyur perangkat lunak senior dan ketua komunikasi Serikat Pekerja Alfabet, menyuarakan keprihatinan tentang dampak PHK. McMurtry menyoroti kekacauan yang diakibatkan, peningkatan beban kerja, dan kecemasan yang meluas di kalangan karyawan, yang kini khawatir tentang kemungkinan tim mereka menghadapi pembubaran mendadak.
Protes Eks Karyawan Google
Kenneth Smith, Mantan Manajer Teknik di Google, mengkritik cara pemberitahuan PHK yang bersifat impersonal. Ia yang menerima email pada tanggal 10 Januari yang memberitahukannya tentang PHK menyerukan pendekatan yang lebih manusiawi, dan menganjurkan pertemuan tatap muka dalam situasi seperti itu.
Ketidakpuasan ini meluas melampaui aksi protes setelah Gergely Orosz, seorang insinyur perangkat lunak dan komentator teknologi mengkritik prosedur PHK Google.
Baca Juga: Jelang Indonesia vs Jepang di Piala Asia 2023, Justin Hubner: Kami Lakukan Apapun untuk Indonesia
Ia mengklaim Google kurang loyal dan komitmen mengambil keputusan bagi karyawan dengan masa kerja bertahun-tahun hanya menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja melalui email.