Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS: Ibrahim : 40-41).
Baca Juga: Sebelum Kena OTT KPK, Bupati Bogor Ade Yasin Terbitkan SE Larangan ASN Terima Gratifikasi Lebaran
Dalam hadist yang telah disebutkan di atas, diceritakan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha Allah SWT dengan bersungguh-sungguh.
Beliau memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, sekaligus mengajak anggota keluarga untuk beribadah.
Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beribadah di waktu lainnya.
Kesungguhan Nabi Muhammad SAW ini disebabkan beberapa faktor, antara lain karena sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadhan yang penuh berkah. Sebab, setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.
Adapun hadist Salat Lailatul adalah sebagai berikut:
“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901).
Demikian tata cara, niat, dan bacaan sholat Laitul Qadar yang dimulai di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.***