Isu Ancaman Resesi 2023, Investasi Emas dengan Gramasi Middle Mulai Dilirik?

- 15 Desember 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi resesi.
Ilustrasi resesi. /Elchinator/Pixabay

PR DEPOK - Bank Dunia memprediksi akan ada resesi 2023 global yang berdampak pada ekonomi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Tanda-tanda yang muncul jika resesi ekonomi negara terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Dalam kondisi resesi, masyarakat disarankan lebih menghemat uang, maka hal tersebut akan menjadikan penurunan signifikan daalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama 3 hingga 12 bulan, bahkan bertahun-tahun.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Scorpio dan Cancer Besok Jumat, 16 Desember 2022: Sebaiknya Dengarkan Kekasihmu

Beberapa negara di dunia akan berpotensi masuk ke jurang resesi 2023 hal tersebut diidentifikasi oleh Dana Moneter Internasional (IMF).

Menghadapi hal tersebut kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah melakukan investasi.

Pada hari ini investasi emas mulai dilirik pasar, karena emas memiliki nilai yang stabil.

Baca Juga: Top Skor Piala Dunia 2022 Qatar, Siapa yang Bakal Sabet Sepatu Emas?

Hal tersebut sesuai dengan data bahwa semakin meningkatnya jumlah produksi, penjualan emas unaudited Antam sampai Oktober 2022 tercatat meningkat 31 persen menjadi 25,931 kg.

Hal tersebut dibandingkan dengan penjualan emas pada periode yang sama tahun lalu sebesar 19.870 kg.

Pertumbuhan itu didorong oleh meningkatnya permintaan emas dalam negeri.

Baca Juga: 30 Rekomendasi Kado Natal 2022, Sederhana dan Bermanfaat

Salah satu perusahaan investasi emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam konferensi persnya melalui Direktur Pengembangan Usaha Antam Dolok Robert Silaban mengatakan, dalam menghadapi resesi, Antam akan mempertimbangkan aspek daya beli masyarakat dan keamanan.

"Karenanya, ketika terjadi resesi, kita akan fokus melakukan penjualan secara online. Namun kami harapkan resesi itu tidak terjadi," katanya dikutip dari Pikiran Rayat.

Dolok menjelaskan, tahun depan harga emas semakin naik, jadi hari ini adalah saat yang tepat untuk membeli emas, bukan nanti.

Baca Juga: Rencana Relokasi SDN Pondok Cina 1 Berbuntut Polemik, Predikat Kota Layak Anak Kategori Nindya Bakal Dicabut?

“Jadi, itu yang kita bilang. Cuma kalau kita sampaikan, sebelum adanya perkiraan resesi, apa salahnya kita beli emas sekarang," ujarnya.

Melihat kurs rupiah terhadap dolar AS masih di bawah Rp15.000 dan kini terapresiasi di atas Rp15.000. Jika mengacu pada konversi tersebut dan harga emas internasional yang stabil, maka harga emas secara rupiah mengalami penguatan.

"Jadi, sekarang waktu yang tepat untuk beli emas. Tapi, kalau kami menjamin, bahwa emas akan naik, tidak ada seorang pun yang bisa menjamin," ujarnya.

Baca Juga: Link Twibbon Terbaru Hari Juang Kartika TNI AD 2022, Tinggal Download dan Gratis

Menurut General Manager Unit Bisnis Pertambangan Emas Antam Purwanto penjualan emas pada tahun ini mayoritas dikontribusikan dari gramasi yang berukuran middle yaitu kisaran 3 sampai 10 gram.

Tetapi tidak menutup bahwa emas dengan gramasi besar masih diminati masyarakat, hanya mempertimbangkan biaya produksi atau ongkos cetaknya yang semakin besar sehingga investasi semakin tinggi.

Investasi emas pun dapat dilakukan kapan pun karena sifatnya yang safe heaven sehingga menjadi satu pelindung nilai, hal tersebut dijelaskan kembali oleh Purwanto.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos PKH dan BPNT 2023 Online Lewat HP

"Artinya, kepada mitra Antam ketika ingin menyiapkan hari tua, kebutuhan anak sekolah, dan lain-lain, investasi emas relatif tidak tergerus dengan nilai apapun. Jadi, sangat cocok untuk media investasi menyiapkan hari tua," ujar Purwanto.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah