Cek Fakta: Beredar Kabar Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA Dapat Merusak DNA Manusia, Simak Faktanya

- 29 November 2020, 12:45 WIB
ilustrasi vaksin Covid-19.
ilustrasi vaksin Covid-19. /fernandozhiminaicela/Pixabay

PR DEPOK – Beredar kabar yang menyebut vaksin Covid-19 yang menggunakan teknologi mRNA yakni mampu memberi pengaruh fatal pada tubuh, setelah vaksin itu disuntikkan.

Kabar ini mencuat dari akun Twitter bernama @emeraldrobinson dengan klaim vaksin Covid-19 berbasis mRNA dapat merusak DNA manusia dan 75 persen relawan telah mengalami efek samping dari vaksin tersebut. Unggahan tersebut disertai narasi sebagai berikut.

“Pengingat: vaksin Pfizer menggunakan teknologi mRNA yang belum pernah diuji atau disetujui sebelumnya. itu merusak DNA Anda. 75% relawan uji coba vaksin pernah mengalami efek samping”

Mafindo melaporkan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com klaim tersebut merupakan informasi yang salah.

Baca Juga: Wuhan Konfirmasi Temuan Covid-19 pada Daging Sapi Impor dari Brasil

Berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang diunggah oleh Emerald Robinson dinyatakan salah karena terdapat bantahan terkait hal tersebut antara lain:

1. Tidak ada risiko integrasi mRNA ke dalam genom manusia.

Berdasarkan artikel berjudul "Coronavirus vaccines: Fake news and myths go viral", Institut Paul-Ehrlich dan Institut Federal untuk Vaksin dan Biomedis menjelaskan bahwa dalam kasus manusia, genom terletak di inti sel dalam bentuk DNA.

Baca Juga: Pantau Kebakaran Hutan Melalui CCTV Asap Digital, Kasus Karhutla Selama 2020 di Jambi Turun Drastis

Selanjutnya, integrasi RNA ke dalam DNA tidak dimungkinkan antara lain karena struktur kimianya yang berbeda.

Selain itu, belum ada bukti bahwa mRNA yang diintegrasikan oleh sel tubuh setelah vaksinasi akan berubah menjadi DNA.

2. Tidak ada vaksin yang bisa mengubah DNA manusia.

Dari artikel yang sama dengan sebelumnya, Mark Lynas dari Alliance for Science Cornell University menjelaskan bahwa modifikasi genetik hanya bisa terjadi jika memasukkan DNA asing ke dalam inti sel manusia, dan vaksin sama sekali tidak melakukan itu.

Baca Juga: Tak Laporkan Hasil Swab Habib Rizieq, Izin Operasional RS UMMI Terancam Dicabut hingga Denda 50 Juta

Sedangkan dalam artikel lain berjudul "Experts: mRNA vaccine for COVID-19 does not alter DNA", Dr. Dan Culver, ahli paru di Klinik Cleveland menerangkan, vaksin tidak bisa mengubah susunan genetik manusia karena waktu bertahan sebuah vaksin di dalam sel manusia relatif singkat dalam rentang jam.

3. Tidak ada laporan masalah keamanan pada sukarelawan.

Moderna, salah satu perusahaan yang tengah meneliti calon vaksin Covid-19 berbasis mRNA, melaporkan tinjauan dari efek samping yang diminta.

Baca Juga: Terlibat Aktif dalam Kampanye Paslon Pilkada, Kepala SD di Pelalawan, Riau Divonis 4 Bulan Penjara

Tinjauan itu menunjukkan bahwa vaksin secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dan mayoritas efek samping berada di batasan ringan atau sedang.

Beberapa efek samping itu antara lain kelelahan (9,7 persen), sakit kepala (4,5 persen), nyeri (4,1 persen) dan kemerahan di tempat suntikan (2,0 persen).

Demikian juga terjadi pada vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech, yang melaporkan temuan serupa yakni kelelahan pada 3,8 persen dan sakit kepala pada 2,0 persen.

Baca Juga: BI Dinilai Sukses Kembangkan PSBI, DPR Harapkan Kerja Sama dengan Lembaga Guna Berdayakan UMKM

Sementara itu, salah satu relawan dokter Covid-19 di Indonesia, dr. Muhamad Fajri Adda’i turut memberi penjelasan terkait vaksin Covid-19 berbasis mRNA seperti yang dikembangkan Moderna serta Pfizer dan BioNTech.

“Jadi vaksin ini menggunakan virus dari penyakit itu tetapi yang diberikan bukan komponen utuh, hanya RNA atau materi genetik terkecilnya yang dilapisi dalam suatu kapsul lalu disuntikkan ke tubuh manusia,” tuturya.

Selain itu dirinya juga mengatakan, harapannya, RNA ini bisa menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan sel-sel imun lain teraktivasi melawan virus tersebut.

Baca Juga: 2.153 Masyarakat Jepang Meninggal pada Bulan Oktober, Bukan karena Covid-19 Melainkan Bunuh Diri

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa klaim yang menyebut vaksin Covid-19 berbasis mRNA dapat mengubah DNA manusia adalah tidak benar atau hoaks.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah