Cek Fakta: Beredar Kabar Vaksin Covid-19 Sebabkan Kemandulan pada Wanita, Simak Faktanya

- 4 Maret 2021, 09:15 WIB
Foto: ilustrasi vaksin Covid-19.
Foto: ilustrasi vaksin Covid-19. / pixabay/ torstensimon/

PR DEPOK - Beredar kabar di media sosial Twitter yang menyebutkan vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat, Pfizer, dapat menyebabkan sterilisasi pada wanita.

Kabar tersebut diketahui diuggah oleh Akun Twitter, @QComState.

Akun tersebut menuliskan klaim bahwa Kepala Penelitian Pfizer membuat pernytaan jika vaksin Covid-19 dapat membuat kemandulan.

Baca Juga: BST Tahap Tiga Disalurkan Serentak Awal Maret 2021 oleh PT Pos Indonesia, 10 Juta KPM akan Jadi Target

Selain itu, dalam unggahan tersebut termuat pula, tautan blog yang menginformasikan klaim tersebut.

Berikut isi unggahan di Twitter yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:

"Kepala Riset Pfizer: Vaksin Covid Merupakan Penyeteril Wanita: https://healthandmoneynews.wordpress.com/2020/12/02/head-of-pfizer-research-covid-vaccine-is-female-sterilization Lihat PS artikel itu, vaksin Covid-19 juga akan mensterilkan para PRIA."

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Klaim Foto ODGJ Ngamuk Minta Jokowi 3 Periode, Simak Faktanya

Lantas, apakah benar vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita, bahkan pria?

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA, lembaga pencari fakta asal Amerika Serikat, Snopes menjelaskan, narasi vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan pada wanita atau bahkan pria, merupakan informasi yang salah.

Snopes memaparkan, narasi tersebut bersumber dari sebuah blog bernama Health and Money News, dan kini Blog tersebut sudah tidak bisa diakses.

Baca Juga: Leicester City Ditahan Imbang Burnley, Strategi Brendan Rodgers Hampir Jadi Bumerang

Narasumber dalam tulisan di blog itu bernama Michael Yeadon, yang diklaim sebagai Kepala Penelitian Pfizer.

Faktanya, Michael Yeadon bukanlah Kepala Penelitian Pfizer.

Menurut informasi biografi Yaedon di blog "Lockdown Skeptics", Yeadon memang pernah bekerja untuk Pfizer sebagai wakil presiden dan kepala ilmuwan untuk alergi dan pernapasan, tetapi keluar dari perusahaan farmasi itu pada 2011.

Dalam blog Health and Money News disebutkan, Yeadon dan dokter Jerman Wolfgang Wodarg mengirim surat ke European Medicines Agency (EMA), meminta penghentian uji klinis vaksin Pfizer di Uni Eropa.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Diperhitungkan di Tahun 2024, Arief Poyuono: Wong Kantornya Kebanjiran, Kok Mau Jadi Presiden

Dalam surat tersebut, Wodarg dan Yeadon menyatakan vaksin Pfizer memblokir protein yang merupakan kunci dalam pembentukan plasenta pada mamalia.

Keduanya mengklaim ada kemungkinan wanita yang menerima vaksin tersebut menjadi tidak subur.

Namun, baik Michael Yeadon dan Wolfgang Wodarg tidak pernah menunjukkan bukti penelitian sebagaimana diklaim dalam surat itu.

Perusahaan obat Pfizer menepis isu tersebut dan mengatakan tidak ada masalah keamanan yang signifikan yang diamati selama studi vaksin.

Baca Juga: Said Aqil Diangkat Jadi Komisaris Utama PT KAI, Stafsus Menteri BUMN: Kita Butuh Tokoh Umat di KAI dan BUMN

Uji klinis vaksin Pfizer yang telah melibatkan puluhan ribu sukarelawan, menunjukkan vaksin itu 95 persen efektif dan tidak menghasilkan efek samping yang serius.

Dengan begitu kabar mengenai vaksin Covid-19 Pfizer dapat menyebabkan wanita mandul, merupakan informasi yang salah atau disinformasi.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x