Diharapkan Tak Hanya Produksi Pupuk Subsidi, Mentan Dorong Pengembangan Komoditas Ekspor Industri

9 Maret 2020, 10:59 WIB
PEKERJA memasukkan pupuk ke gudang.* DODO RIHANTO/”PR” /DODO RIHANTO//

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pertanian sedang mendorong industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang milik BUMN.

Hal tersebut dilakukan agar tak hanya memproduksi pupuk subsidi saja, melainkan berbagai jenis pupuk lainnya untuk pengembangan komoditas yang memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus melakukan berbagai terobosan strategis guna meningkatkan produksi pangan hingga sukses menembus pasa ekspor.

Baca Juga: Bioskop Misbar, Picu Masyarakat Hasilkan Karya Seni

"Saya pikirkan kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi tetapi mempersiapkan komoditi-komoditi tertentu untuk didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan," kata Syahrul seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kementan.

Syahrul menekankan pembangunan sektor pertanian hingga ke depan harus diperkuat sebab pertanian adalah tentang kehidupan.

"Oleh karena itu semua harus berkonsentrasi mendorong pertanian kita, semua harus berkonsentrasi mempersiapkan pertanian kita termasuk pangan mereka (rakyat Indonesia, red)," ujarnya.

Baca Juga: Juventus vs Inter Milan, Aaron Ramsey dan Paulo Dybala Bawa Si Nyonya Tua Kembali ke Puncak Klasemen Liga Italia

Lebih lanjut Syahrul menegaskan Kementan dan berbagai stakeholder tidak hanya fokus menyediakan beras untuk 267 juta jiwa. Namun, memprioritas juga pengembangan komoditas pangan lainnya lain yang menjanjikan untuk diekspor sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita punya jagung kurang apa di semua tempat bisa di tanam. Kita punya manggis yang tidak ada di negara lain. Kita juga punya nenas dan jeruk yang rasanya memang rasa tropis yang berbeda dari negara-negara sub-tropis yang ada dan itu dibutuhkan dunia. Belum lagi kita bicara kopi, belum lagi kita berbicara coklat, belum lagi kita berbicara berbagai komuditas sayur dan lain-lain," paparnya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kementan menurutnya, komoditas pangan Indonesia mengambil bagian dalam pasar ekspor tersebut.

Baca Juga: Hari Musik Nasional 2020, Bekraf: Hak Cipta sebagai Penentu Nilai Ekonomi dan Pelindung Karya Musik

Dia optimis mampu mewujudkannya. Pasalnya, Pupuk Kujang turut berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap ke depannya.

Kemudian dia juga mengatakan bahwa sektor pertanian adalah solusi kehidupan yang pasti.

Kemajuan suatu daerah dari tingkat desa hingga kabupaten dapat diwujudkan dengan memprioritaskan program pertanian.

Baca Juga: Teknologi Bendung Karet, Kendalikan Banjir dan Ketahanan Air Sungai Indonesia

"Kalau Bupati mau melihat rakyat Karawang maju perhatikan pertanian dengan baik. Kalau Pak Camat mau melihat kecamatannya maju dorong saja pertanian lebih baik. Kalau kepala desa semua mau melihat rakyatnya hidupnya lebih baik terpenuhi kesejahteraanya dorong pertaniannya. Kalau mau negara ini hebat maka pertanian adalah salah satu jawabannya," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengungkapkan Mentan Syahrul memiliki komitmen yang kuat memikirkan petani khususnya di Karawang.

Salah satu program dan kebijakannya yakni melawan alih fungsi lahan pertanian, sehingga sejalan dengan upaya pemerintahan Karawang dalam menjaga lahan pertanian teknis.

Baca Juga: MU vs City, Martial dan McTominay Bawa The Reds Devils Cukur The Citizens di Derby Manchester

"Karawang sebagai pusat ketahanan pangan nasional sebab sebagai lumbung padi Jawa Barat. Walaupun sejak tahun 1983 pengembangan industri ada di Kabupaten Karawang, namun komitmen yang utama bersama DPRD bagi petani, dua tahun lalu menetapkan peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan," ujarnya.

Cellica menyebutkan Kabupaten Karawang memiliki 37 ribu hektare lahan teknis dan juga penyesuaian tata ruang wilayah sampai dengan tahun 2030, sebanyak 87 ribu hektar lahan pertanian teknis dipertahankan. Hal itu karena produksi beras di Kabupaten Karawang sebanyak 1,3 juta gabah kering giling (GKP) per tahun, sementara kebutuhan Karawang 500 ribu ton GKP per tahun.

Dengan demikian, produksi padi di Kabupaten Karawang surplus 800 ribu ton GKP per tahun, sehingga pemerintah Kabupaten Karawang memiliki komitmen yang kuat terkait kebijakan dan regulasi untuk tetap mempertahankan Karawang sebagai lumbung padi Jawa Barat dan pusat ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Hari Ini Senin, 9 Maret 2020: Langit Depok Cerah Berawan Sepanjang Hari

"Karena tadi sudah bicara dengan Pak Menteri, kalau sudah urusan perut adalah urusan yang besar. Kalau yang lain bisa ditunda, tapi urusan pangan tidak bisa ditunda. Kami siap bersinergi dengan program Bapak Menteri, kami berkomitmen mewujudkan kedaulatan pangan," tutupnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kementerian Pertanian RI

Tags

Terkini

Terpopuler