Miliki Hutang Besar, Ahok Kesal Pertamina Rela Pinjam Uang Demi Akuisisi Ladang Minyak Luar Negeri

HM
16 September 2020, 18:55 WIB
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok saat dampingi Jokowi kunjungan di PT Pertamina.* /Instagram @basukibtp/

PR DEPOK - Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kembali mengungkap kekesalannya soal buruknya tata kelola PT Pertamina (Persero) dengan menggunungnya utang Pertamina untuk bisa mengakuisisi ladang minyak luar negeri.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengaku kerap geleng-geleng kepala dengan kebijakan-kebijakan direksi Pertamina atas keputusan bisnis yang sering kali tak masuk akal dalam kalkulasi.

Akibatnya, Pertamina harus menanggung utang dengan jumlahnya cukup besar.

Baca Juga: Pemerintah Siap Percepat Pencairan Bantuan Sosial hingga Akhir September

Dia mencontohkan kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri.

Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.

"Minjem duit, sekarang sudah hutang 16 miliar dollar AS, tiap kali otaknya pinjam duit saja nih, saya sudah kesal ini. Pinjam duit terus lo, akuisisi terus lagi," kata Ahok, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari tayangan yang diunggah di akun YouTube POIN Rabu, 16 September 2020.

Baca Juga: Cerita Saat Insiden Penusukan, Syekh Ali Jaber: yang Saya Pikirkan Waktu Itu untuk Selamatkan Pelaku

Ahok juga menilai, Pertamina sebaiknya melakukan eksplorasi terhadap ladang minyak dalam negeri karena saat ini Indonesia masih memiliki potensi hasil minyak sebanyak 12 cekungan.

"Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Lo ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan saya pikir ada komisi beli-beli minyak itu," ucap Ahok.

Sementara itu, menurut data terakhir pada 2018, Pertamina mencatat produksi migas dari aset luar negeri tercatat sebesar 153 ribu barel setara minyak per hari (boepd), yakni produksi minyak 102 ribu barel per hari (bph) dan gas 299 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).

Baca Juga: Sekda DKI Jakarta Saefullah Tutup Usia karena Covid-19, Presiden Jokowi Ucapkan Belasungkawa

Produksi migas perseroan dari aset luar negeri pada tahun depan ditargetkan naik 3,26 persen dari prognosa akhir 2019 sebesar 153 ribu boepd menjadi 158 ribu boepd.

Rinciannya, produksi minyak ditargetkan naik tipis dari 105 ribu bph menjadi 107 ribu bph, serta produksi gas meningkat dari 276 mmscfd menjadi 298 mmscfd.

Berdasarkan laporan keuangan Pertamina per 30 Juni 2020 yang belum diaudit, Pertamina memiliki utang sebesar US$40,56 miliar atau setara Rp602,43 triliun.

Baca Juga: Ahok Buka Aib Direksi Pertamina, DPR: Secara Tidak Langsung Itu Mengkritik Dirinya Sendiri!

Jumlah tersebut naik 13,1 persen dari US$35,86 miliar pada akhir tahun lalu.

Utang ini terdiri dari utang jangka pendek sebesar US$13,14 miliar atau Rp195,12 triliun dan utang jangka panjang sebanyak US$27,42 miliar atau Rp407,18 triliun.

Utang jangka pendek tersebut, naik 8,05 persen dari US$12,16 miliar dan utang jangka panjang meningkat 15,69 persen dari US$23,7 miliar.

Baca Juga: Dinilai Memiliki Risiko Rendah, WHO: Penutupan Sekolah Seharusnya Menjadi yang Terakhir

Utang jangka pendek terdiri dari pinjaman jangka pendek sebanyak US$2,14 miliar, utang usaha sebesar US$3 miliar, utang pemerintah US$1,17 miliar, utang pajak US$719,9 juta, beban akrual US$2,65 miliar, utang obligasi US$391,37 juta, dan beberapa utang lainnya.

Sementara utang jangka panjang terdiri dari utang pemerintah sebanyak US$783,31 juta, utang obligasi sebesar US$14,56 miliar, liabilitas pajak tangguhan US$3,66 miliar, dan beberapa utang lainnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler