Terdorong Faktor Stimulus Ekonomi AS, Harga Minyak Dunia Kembali Menguat

21 Oktober 2020, 08:49 WIB
Ilustrasi kilang minyak. /Pixabay/jp26jp

PR DEPOK – Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Harga minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Desember naik 54 sen atau 1,27 persen ke level 43,16 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir perdagangan Selasa, 20 Oktober 2020 atau Rabu, 21 Oktober 2020 WIB pagi.

Sementara itu harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 63 sen atau 1,54 persen ke level 41,46 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: ShopeePay Perkuat Keamanan Akun Pengguna dengan Rekognisi Wajah dan Sidik Jari

Menguatnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini terdorong oleh kesepakatan bantuan ekonomi akibat dampak dari virus corona.

Namun di sisi lain meski saat ini mengalami penguatan, harga minyak dunia masih dibayangi kekhawatiran lonjakan pasokan yang diproduksi dari Libya.

Menurut mitra di Again Capital di New York, John Kilduff investor mengikuti negosiasi antara Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengenai paket bantuan virus corona AS lainnya.

Baca Juga: Jawa Barat Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir

"Jika kita mendapatkan kesepakatan, saya pikir itu akan mendukung, dan jika kita tidak mendapatkan kesepakatan, saya pikir itu akan cukup merugikan harga," katanya seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Harga minyak dunia menguat setelah Pelosi mengatakan dirinya optimistis Demokrat bisa mencapai kesepakatan dengan Gedung Putih yang bisa mendapatkan bantuan awal bulan depan.

Dirinya menambahkan harus ada indikasi kemungkinan kesepakatan pada Selasa, 20 Oktober 2020 malam.

Baca Juga: Demi Cegah Flu Babi, Tiongkok Bangun Apartemen 13 Lantai Khusus untuk Peternakan Babi

Namun, skeptisisme atas dampak kesepakatan di pasar minyak akan tetap ada.

"Meskipun memungkinkan paket stimulus baru, selera risiko dapat terpukul dari terungkapnya fenomena 'beli rumor/jual berita'," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch Associates.

"Dengan kemungkinan ini dalam pikiran, kami akan melihat untuk menjual minyak mentah Desember pada atau di atas angka 42 dollar AS untuk perdagangan berbalik ke sisi negatifnya," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler