Salah satu negara yang juga mengalami kontraksi ekonomi terburuk dalam 150 tahun terakhir itu adalah Indonesia.
“Itu studi Bank Dunia. Mestinya kita melihat statistik ini dan dampaknya sangat luar biasa. Berarti Covid-19 memaksa dan membuat semua negara harus memformulasikan kebijakan tidak hanya ekonomi tapi kesehatan dan sosial,” tutur Menkeu Sri Mulyani melalui Webinar IAEI di Jakarta.
Ia menuturkan, dampak wabah virus corona baru terasa di Indonesia pada kuartal II-2020, yaitu yang menyebabkan kontraksi ekonomi hingga 5,32 persen.
Sri Mulyani mengatakan bahwa kontraksi ekonomi ini adalah yang terburuk sejak krisis keuangan pada 1997-1998.
“Jadi kita termasuk dalam 170 negara yang mengalami kontraksi sebab sepanjang 2020, kita kontraksi 2,07 persen,” ujarnya menambahkan.
Meskipun Indonesia mengalami kontraksi terburuk, katanya melanjutkan, kondisi ini masih lebih baik dibandingkan negara anggota G20, seperti Prancis yang minus 9 persen, India minus 8 persen, Meksiko minus 8,5 persen, Inggris minus 10 persen, Brasil minus 4,5 persen, serta Arab Saudi minus 3,9 persen.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyebutkan abhwa kontraksi ekonomi Indonesia masih lebih baik di tingkat ASEAN, meskipun Vietnam dan China masih memiliki pertumbuhan yang positif.
“Singapura minus 6 persen, Filipina minus 9,6 persen, dan Malaysia minus 5,8 persen,” ujar Sri Mulyani.***