Francisco Ferreira, direktur International Inequalities Institute di London School of Economics (LSE) mengatakan, sejumlah besar pemasukan uang secara tiba-tiba ke dalam sistem keuangan menyebabkan kenaikan dramatis dalam harga aset, termasuk saham yang menguntungkan orang kaya.
Baca Juga: Cek Daftar Penerima PKH 2023 Online melalui cekbansos.kemensos.go.id di Sini
2. Faktor Pra-Pandemi
Setiap kali krisis ekonomi melanda, respons bank sentral adalah menyelamatkan pasar keuangan dari keruntuhan karena sangat terkait dengan ekonomi riil.
Ini membantu pasar saham dan obligasi berkembang menciptakan lebih banyak kekayaan dan ketidaksetaraan itu.
Baik itu liberalisasi pasar tenaga kerja, lonjakan kekuatan monopoli atau erosi perpajakan publik.
Misalnya, 143 dari 161 negara membekukan tarif pajak untuk orang kaya selama pandemi, dan 11 negara menurunkannya.
Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja 2023 Online Lewat HP, Kapan Gelombang 48 Dibuka?
3. Inflasi Paling Parah Melanda Negara-Negara Berpenghasilan Rendah
Kenaikan suku bunga telah meningkatkan biaya pinjaman, juga memengaruhi kemampuan negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang untuk membelanjakan lebih banyak pada skema kesejahteraan, karena mereka memiliki tingkat utang publik dan swasta yang tinggi.