Pertamina Laporkan Catatan Kerugian, DPR Pertanyakan Kinerja Ahok

- 26 Agustus 2020, 16:55 WIB
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama dinilai gagal membangun BUMN tersebut.
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama dinilai gagal membangun BUMN tersebut. /Instagram.com/@basukibtp

PR DEPOK - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto berharap pemerintah dapat mengganti posisi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) yang kini tengah diisi oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan figur profesional.

Diketahui gaji Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina sebesar Rp170 juta perbulan.

Pria yang sempat menjabat Gubernur DKI Jakarta itu dilantik menjadi Komisaris Utama Pertamina pada Bulan November 2019 lalu.

Baca Juga: PLN Sebut Pemerintah Masih Punya Utang Rp38 Triliun, Kapan Sisanya Dibayar?

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI, Mulyanto mengatakan bahwa yang saat ini dibutuhkan Pertamina adalah gagasan besar.

Ia menilai Ahok tidak memberikan aksi yang nyata untuk Pertamina.

"Pertamina butuh gagasan besar. Bukan omong besar," katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Gedung KPK Sengaja Dibakar dengan Dalih untuk Pemutihan Perkara

Mulyanto mempertanyakan kinerja Ahok sebagai Komisaris Utama yang selama ini dijabat oleh mantan Bupati Bangka tersebut terkait meruginya Pertamina.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sebagai Komisaris Utama, seharusnya Ahok mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik.

Mulyanto memandang, Ahok memiliki kewenangan serta dukungan politik yang memadai, seharusnya Basuki Tjahaja Purnama ini punya kesempatan lebih besar membenahi perusahaan yang ia pimpin.

Baca Juga: Menristek Fokuskan Empat Hal Ini untuk Pemulihan Ekonomi Indonesia

"Dengan kewenangan yang dimiliki dan dukungan politik memadai, Ahok punya kesempatan lebih besar membenahi Pertamina," ujarnya.

Diketahui, saat ini PT Pertamina (Persero) mencatatkan rugi bersih sebesar 767.92 juta dollar AS, atau Rp11.2 triliun pada semester I-2020.

Angka ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2019 yang mana saat itu perseroan tercatat membukukan laba bersih 659,96 juta dollar AS atau sekitar Rp9,6 triliun.

Baca Juga: Catat! Menaker Ida Fauziyah Pastikan Subsidi Upah untuk Pekerja Cair Besok Kamis 27 Agustus 2020

VP Komunikasi Perusahaan Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina menghadapi triple shock sepanjang semester pertama.

"Pertamina menghadapi triple shock," imbuhnya.

Fajriyah mengatakan, ketiga syok itu antara lain adalah penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan.

Baca Juga: Anies Baswedan Izinkan Kembali Bioskop Beroperasi di DKI Jakarta

"Pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina," tuturnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam, membuat kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x