Terdorong Paket Stimulus Ekonomi AS, Harga Minyak Dunia Lanjutkan Penguatannya

- 23 Oktober 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi Kilang Minyak (pixabay.com)
Ilustrasi Kilang Minyak (pixabay.com) /

PR DEPOK – Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Harga minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Desember naik 73 sen ke level 42,46 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir perdagangan Kamis, 23 Oktober 2020 waktu setempat atau Jumat, 24 Oktober 2020 WIB pagi.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turut mengalami kenaikan 61 sen ke level 40,64 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: Jabar Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Kenaikan harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini terdorong oleh potensi paket stimulus ekonomi di Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, harga minyak dunia juga masih berada di tengah kekhawatiran permintaan yang berpotensi masih melemah akibat dampak dari melonjaknya kasus positif virus corona.

Menurut Direktur Energi Berjangka di New York, Bob Yawger kontrak berjangka memperoleh momentum pada Kamis, 22 Oktober 2020 pagi ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan antara pihaknya dengan Gedung Putih mendekati paket stimulus ekonomi.

Baca Juga: Diduga Tak Netral Usai Isi Panggung Pergantian Walkot Surabaya, DKPP Singgung Peran Tri Rismaharini

Hal ini memberikan ekspetasi bahwa permintaan dapat meningkat.

Energy Information and Administration (EIA) mengatakan stok bensin AS naik 1,9 juta barel pada pekan lalu.

Badan informasi energy asal AS tersebut menjelaskan produk keseluruhan yang dipasok-mewakili permintaan rata-rata 18,3 juta barel per hari dalam empat minggu hingga 16 Oktober.

Baca Juga: Demi Dapatkan Tambahan Uang Jajan, Sejumlah Mahasiswa di AS Nekat Suntik Covid-19 ke Tubuhnya

Angka ini jatuh 13 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

"(Kesepakatan red.) mungkin memperbaiki nada permintaan selama satu atau dua minggu," kata kepala penelitian komoditas di National Australia Bank, Lachlan Shaw seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x