Ia menekankan atas dasar itu, transformasi ekonomi Indonesia perlu memperhatikan lima hal penting.
Pertama, optimalisasi pembangunan infrastruktur; kedua, penguatan implementasi kebijakan pemerataan ekonomi.
“Ketiga, minimalisasi ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek yang diarahkan untuk mengatasi saving-investment gap yang kerap terjadi di Indonesia,” katanya.
Poin keempat, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lapangan pekerjaan yang salah satunya merevitalisasi kurikulum agar sesuai kebutuhan industri dan menambah instruktur, membakukan standar kompetensi, membangun platform job matching antarlembaga vokasi dan industri.
Baca Juga: Singgung Parade Merah Putih Banser, FPI Persoalkan Keadilan dengan Tidak Diizinkannya Reuni 212
Selanjutnya, pembangunan informasi pasar kerja yang efektif dan berkelanjutan, serta membentuk komite vokasi di pusat dan di daerah.
Lebih lanjut, poin kelima yakni konfigurasi investasi untuk mendukung pertumbuhan yang dilakukan melalui kebijakan yang memastikan ekosistem investasi dapat meningkat dan mudah diakses oleh segenap pelaku ekonomi.
Puan berpendapat, perjalanan transformasi strategis ekonomi Indonesia membutuhkan waktu yang panjang.
“Akan tetapi, perjalanan itu harus dilakukan dengan semangat gotong royong jika ingin mewujudkan ekonomi Indonesia yang berdikari dan menghadirkan kesejahteraan dalam kehidupan setiap rakyat Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Acara Habib Rizieq Jadi Polemik, Effendi Gazali Singgung Kerumunan Pendaftaraan Pilkada Solo