Uya Kuya Berandai Jadi Presiden Jokowi yang Tangani Pandemi Covid-19: Harus Tega, Terusin Aja Dulu PPKM

22 Juli 2021, 15:39 WIB
Uya Kuya berandai jadi presiden dan hadapi situasi pandemi Covid-19 seperti Jokowi. / Instagram @king_uyakuya

PR DEPOK - Pembawa acara Uya Kuya berandai-andai jika dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia dan dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Uya Kuya lantas menanggapi soal perpanjangan PPKM yang saat ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Menurut Uya Kuya, jika dirinya seorang presiden, maka ia terpaksa harus tega kepada rakyatnya.

Baca Juga: Sinopsis Patriots Day, Aksi Agen FBI Mengungkap Pelaku Pengeboman Marathon Boston 2013

"Harus tega. Karena gini, banyak sekarang oknum-oknum masyarakat kita yang bilang, 'kayak negara tetangga dong buka masker, nonton bola udah penuh stadionnya', Singapura, Eropa, Amerika. Yang ngomong lupa ngaca, lu sendiri mentalitasnya setiap hari sama kayak warga negara sebelah nggak," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Ngobrol Asix.

"Di sana saat lu lockdown, ya lu nggak keluar rumah. Saat lu disuruh vaksin, ya vaksin, di sini kan nggak. Sekarang karyawan saya aja mas, ada yang masih percaya vaksin itu haram, itu nggak bagus, kemakan hoaks ada chip-nya," kata Uya Kuya.

Ia lantas menyinggung soal banyaknya rakyat Indonesia yang termakan hoaks soal vaksin, sehingga mengurungkan niat untuk divaksin.

Baca Juga: Kata Fadli Zon Soal Rektor UI Mundur Jadi Wakomut BRI: Nama Baik UI Terlanjur Tercoreng, Tak Sesuai Slogannya

Tak jarang, berita-berita hoaks ini berasal dari kelompok-kelompok yang disebut Uya Kuya sebagai aliran sesat.

"Komunitas dia suka ngumpul-ngumpul, alirannya kan aliran begitu mas, sesat. Kumpul-kumpulnya gosipnya begituan, percaya lagi. Gampang banget terprovokasi," tuturnya.

Uya Kuya pun mengklaim bahwa rakyat Indonesia sangat mudah terprovokasi, ditambah dengan banyaknya provokator di mana-mana.

Baca Juga: Sebut Perpanjangan PPKM Sisakan Lubang Besar, Mardani: Sebanyak Apapun SDM, Kalah Cepat dengan Kecepatan Virus

Hal inilah yang lantas membuat rakyat yang banyak mengabaikan protokol kesehatan.

"Mentalitas, kedua ya itu gampang terprovokasi. Di Indonesia itu banyak provokator mas. Bisa jadi orang yang provokasi bahwa, 'nggak usah pakai masker, virus ini nggak ada, konspirasi', dia nyebarin itu provokasi, bisa jadi sebetulnya pakai masker. Sebetulnya dia vaksin, dia percaya," kata Uya Kuya.

"Tujuannya kan macam-macam, ada politis, apalagi ekonomi. Akhirnya kan jadi kendaraan politik, jadi alat politik buat menjatuhkan seseorang lah, untuk inilah itulah, mosi tidak percaya pada pemerintah," ujarnya.

Baca Juga: Herman Khaeron Minta Erick Thohir Berhentikan Ari Kuncoro dari Jabatan Komisaris BUMN

Kendati menilai bahwa langkah pemerintah saat ini sudah tepat menerapkan PPKM, Uya Kuya mengaku ada keraguan dari pemerintah saat kebijakan sudah berjalan.

"(Pak Jokowi) dalam kebimbangan, tapi saya ngerti, dia pasti bingung. Karena di satu sisi dia takut ada krisis ekonomi, huru-hara," kata sang pembawa acara.

Ia pun memberikan solusi yang menurutnya terbaik untuk dilakukan pemerintah saat ini.

Baca Juga: Sebut PPKM akan Dilanjutkan Jika hingga 25 Juli Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Andi Arief: Keputusan Gambling

"Udah terusin aja dulu PPKM, Bansos-nya gedein, bagiin itu Bansos merata kepada orang yang benar-benar membutuhkan dan tepat, tidak dikorupsi. PPKM lamain, masyarakat minta kan asal bisa makan, tapi nurut semuanya. Saat lo disuruh vaksin, vaksin. Saat pakai masker, pakai masker," ungkapnya.***

Editor: Annisa.Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler