PR DEPOK - Aktor sekaligus komedian, Diky Chandra Negara baru-baru ini memberikan sindiran terhadap pernyataan Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando terkait kritikan Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) UI.
Dalam salah satu cuitannya, Ade Armando tampak merespons kritikan BEM UI dengan menyebut pandir dan menduga para anggota BEM kampus tersebut masuk melalui jalur sogok-menyogok.
Menanggapi hal itu, Diky Chandra lantas menyindir balik Ade Armando dengan menanyakan kebenaran jalur suap untuk masuk UI.
"Oh masuk UI bisa nyoggok emangnya pa @adearmando1 ?" ucap Diky Chandra seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @dikychandra_ pada Selasa, 29 Juni 2021.
Tak hanya itu, Diky Chandra juga semakin tajam menyindir dengan menanyakan kesediaan Ade Armando sebagai perantara suap tersebut.
Bahkan seolah penasaran, komedian tersebut menanyakan pula kiat-kiat menyogok masuk UI, seperti yang dimaksud Ade Armando.
Hal tersebut disampaikan Diky Chandra lantara menurut ia sekarang ini ini tidak sedikit yang hendak mencari kampus.
"Via bapak dosen ade nyogoknya bisa nggak ? Cara.masuk UI nyogoknya gimana ? Lagi banyak yg cari kampus nih pa de," ujar Diky Chandra mengakhiri cuitannya.
Diketahui sebelumnya, Ade Armando selaku salah satu dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI merespons poster kritikan BEM UI terhadap kinerja Jokowi.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ade Armando mengaku menghargai prinsip kebebasan berekspresi.
Namun menurutnya, BEM UI sebagai lembaga mahasiwa semestinya tak terlalu terlihat pandir dengan mengkritisi Jokowi semacam itu.
Tampak geram, Ade Armando pun menyindir para anggota BEM UI dengan menduga mereka masuk ke kampus UI, melalui jalur suap menyuap.
Sebelumnya dalam poster yang diunggah oleh akun Instagram @bemui_official sendiri, kritikan mereka terhadap Jokowi disampaikan berdasarkan fakta yang mereka rangkum sumbernya di bagian akhir atau referensi.
Hal utama yang dipermasalahkan oleh BEM UI adalah ketidak konsistenan Jokowi dalam menepati janjinya. Mereka berpendapat, janji yang disampaikan Jokowi seringkali bersebrangan dengan realisasi di lapangan.
Oleh sebab itu, BEM UI menjuluki mantan Gubernur DKI Jakarta ini dengan sebutan "The King of Lip Service".
"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," demikian keterangan dalam poster tersebut.***