Varian Delta Plus Ditemukan di Indonesia, Berikut yang Perlu Anda Ketahui

30 Juli 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay

PR DEPOK – Belakangan ini, kabar mengenai varian Delta Plus yang sempat menghentak di mancanegara dinyatakan sudah ditemukan di Indonesia.

Kabar ditemukannya varian Delta Plus ini tentu memunculkan kekhawatiran dan kebingungan di masyarakat Indonesia akibat terlalu masifnya informasi yang belum jelas kebenarannya.

Dokter Adam Prabata kandidat Doktor Filosofi bidang Ilmu Kedokteran Universitas Kobe akan menjelaskan apa yang perlu diketahui mengenai varian Delta Plus.

Baca Juga: Indonesia Dapatkan Kembali Vaksin Covid-19 Berjenis Sinopharm dalam Bentuk Jadi Sebanyak 1,5 Juta Dosis

Varian Delta Plus memiliki nama resmi Varian AY.1 karena nama Delta Plus bukan merupakan nama resmi atau nama saintifik.

Penamaan varian delta plus muncul karena adanya mutasi tambahan yaitu mutasi protein spike K417N pada varian delta,” ungkap dokter Adam dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Instagram @adamprabata.

Mengacu pada klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC menyatakan bahwa varian Delta Plus (AY.1) masih merupakan bagian dari varian Delta.

Mutasi KA417N hingga saat ini belum membuat varian Delta Plus menjadi varian yang punya klasifikasi sendiri,” jelas dokter Adam.

Baca Juga: Sudah Cair! Segera Cek Penerima Bansos Jabar PPKM 2021 secara Online Melalui bansos.pikobar.jabarprov.go.id

Dokter Adam menyebutkan bahwa varian Delta Plus diduga lebih berbahaya karena mutasi protein Spike K417N bisa menyebabkan virus lebih efisien untuk masuk ke dalam sel dan berpeluang lebih untuk menularkan.

Membantu virus untuk menghindari antibodi, berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, terapi antibodi, dan antibodi natural pasca sembuh,” tutur dokter Adam.

Namun terkait penularannya, belum ada bukti bahwa varian Delta Plus lebih menular dibandingkan dengan varian Delta.

Hingga saat ini, belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa varian Delta Plus lebih mudah menular dibandingkan dengan varian Delta,” ucapnya.

Kemudian varian Delta Plus belum terbukti lebih mematikan bila dikomparasikan dengan varian Delta.

Baca Juga: Sudah Dibuka! Pendaftaran Akun Kartu Prakerja untuk Persiapan Gelombang 18, Berikut Syarat dan Caranya

Hingga saat ini, belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa varian Delta Plus lebih berisiko masuk RS atau meninggal dibandingkan varian Delta,” ungkap dokter Adam.

Sementara itu sehubungan dengan kemampuan menghindari antibodi, varian Delta Plus mampu mereduksi efektivitas antibodi monoklonal (Imdevivab,Casirivimab).

Hasil tes antibodi penetralisir dari darah orang yang sudah divaksinasi menunjukkan hasil yang baik terhadap varian Delta Plus,” jelas dokter Adam.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @adamprabata

Tags

Terkini

Terpopuler