10 Cara Menurunkan Stres, Perhatikan Asupan Kafein dan Tidur yang Cukup

11 Desember 2021, 09:23 WIB
Ilustrasi stres. /Pixabay/Engin_Akyurt.

PR DEPOK - Stres adalah respons terhadap ancaman potensial, sedangkan kecemasan adalah reaksi terhadap stres itu.

Stres dan kecemasan merupakan bagian normal dari kehidupan. Bahkan keduanya bisa menjadi hal yang baik karena dapat menginspirasi untuk mengambil tindakan dan melakukan yang terbaik ketika itu benar-benar penting.

Namun banyak orang yang justru tidak dapat mempergunakan stres itu untuk hal-hal positif dan cenderung ingin keluar dari keadaan tersebut.

Baca Juga: Sudah Datangi Lokasi Rumah Baru Gala Sky, Haji Faisal Keluhkan Harga yang Melebihi Anggaran yang Ia Siapkan

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Very Well Mind, berikut sepuluh cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan stres.

1. Olahraga

Olahraga dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk menangani hal-hal dalam hidup Anda yang menyebabkan penderitaan.

Penelitian juga menemukan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat melindungi orang dari stres dan kecemasan sekaligus meningkatkan emosi positif.

Olahraga dapat bermanfaat karena berbagai alasan, seperti membantu menurunkan hormon stres tubuh termasuk adrenalin dan kortisol, sekaligus meningkatkan kadar endorfin, yakni bahan kimia yang membuat bahwa tubuh baik-baik saja.

Selain bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit alami, mereka juga berperan dalam mendorong perasaan relaksasi dan meningkatkan suasana hati.

Baca Juga: Kembali Banjir Teguran, Fuji Dinilai Ajarkan Hal Tak Baik kepada Gala Sky karena Lakukan Ini

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang, 75 menit aktivitas intensitas kuat, atau kombinasi yang setara setiap minggu.

2. Pernapasan dalam

Bernapas dalam-dalam bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mengatasi perasaan stres dan memerangi gejala kecemasan. Menurut American Institute of Stress, pernapasan dalam memerangi stres dalam beberapa cara:

- Peningkatan aliran darah ke otak merangsang gejala parasimpatis dan meningkatkan perasaan tenang

- Perhatian pengalihan dari pikiran negatif ke tubuh dan sensasi fisik

Untungnya teknik pernapasan dalam mudah dipelajari dan dapat dilakukan di mana saja serta tidak memerlukan alat khusus.

Baca Juga: Mobil Terperosok ke Sumur Resapan, Rocky Gerung: Mestinya Anies Berterima Kasih Ada Surveyor Langsung dari PSI

3. Meditasi

Para ahli juga menyarankan bahwa meditasi, yakni sebuah praktik kuno yang melibatkan konsentrasi terfokus, dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menghilangkan stres dan kecemasan.

Meditasi singkat dapat membantu sebagai cara cepat untuk menimbulkan perasaan tenang ketika Anda merasa stres.

Berlatih secara teratur dapat membantu menurunkan tingkat stres secara keseluruhan dan memerangi perasaan cemas.

Sementara respons stres tubuh dapat memicu respons melawan atau lari dan membuat tubuh dalam keadaan waspada sehingga Anda dapat mengambil tindakan, meditasi bertindak sebaliknya.

Ini menenangkan respons stres tubuh, membawa reaksi fisiologis dan psikologis Anda yang tinggi kembali ke keadaan yang lebih santai.

Baca Juga: Tak Mampu Penuhi Somasi Laura Anna Sebesar Rp12,5 Miliar, Kasus yang Jerat Gaga Muhammad Naik ke Persidangan

4. Perhatian

Mindfulness adalah keadaan sadar penuh dan fokus pada saat ini yang dapat memiliki sejumlah efek kesehatan yang positif, termasuk membantu menurunkan stres dan kecemasan.

Penelitian telah menemukan bahwa pendekatan yang dikenal sebagai mindfulness-based stress reduction (MBSR), dapat membantu mengurangi stres normal sehari-hari serta mengatasi sumber stres lain seperti penyakit kronis.

5. Tulis di jurnal

Saat Anda merasa stres atau cemas, mungkin ada baiknya meluangkan beberapa saat untuk menuliskan perasaan Anda.

Menulis jurnal untuk menghilangkan stres memungkinkan untuk mengekspresikan emosi, memperhatikan pola yang mungkin terlewatkan, dan merenungkan hal-hal yang Anda syukuri.

Satu studi pada 2018 menemukan bahwa membuat jurnal, terutama ketika berfokus pada emosi positif, adalah cara yang efektif untuk memerangi efek stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Baca Juga: Tak Main-main, Ria Ricis Sodorkan 2 Tas Mewah ke Aurel Hermansyah untuk Dibawa Pulang: Harus Bawa Oleh-oleh

6. Perhatikan asupan kafein

Kafein mungkin merupakan obat yang paling umum dikonsumsi di dunia, tetapi efek psikologisnya sering diremehkan.

Sementara dosis rendah hingga sedang dapat membuat merasa lebih waspada dan energik, sedangkan terlalu banyak, dapat membuat Anda merasa gelisah dan cemas.

Penting untuk diingat, bagaimanapun, bahwa toleransi setiap orang terhadap kafein berbeda. Beberapa orang mungkin dapat minum kopi dalam jumlah sedang setiap hari, sekitar empat atau lima cangkir sehari, tanpa memperhatikan efek buruknya.

Namun bagi orang lain, hanya sedikit kafein dapat menyebabkan perasaan gemetar atau gugup. Jika Anda merasa kafein mungkin berkontribusi pada perasaan cemas, pertimbangkan untuk mengurangi asupan Anda secara bertahap.

Perlahan-lahan menurunkan asupan Anda dari waktu ke waktu dapat membantu meminimalkan gejala penarikan kafein yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: Sahabat Doddy Sudrajat Heran dengan Pendirian Museum Vanessa Angel: Mungkin kalau Ramai, Ada Pemasukan Juga

7. Tidur yang cukup

Tidur sangat penting untuk kesejahteraan mental dan penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat berkontribusi pada timbulnya pemeliharaan sejumlah kondisi kesehatan mental, termasuk kecemasan.

Tidur malam yang buruk juga dapat membuat Anda merasa stres dan mudah tersinggung keesokan harinya.

Selain merasa lelah, Anda mungkin mendapati bahwa ketidaknyamanan sekecil apa pun tampaknya tidak dapat diatasi

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang mengalami masalah dengan kecemasan juga lebih mungkin untuk berjuang dengan masalah tidur.

Orang dengan kesulitan tidur berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan kecemasan umum, yakni suatu kondisi yang ditandai dengan perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan, terus-menerus, dan mengganggu.

Baca Juga: Barang Peninggalan Vanessa Angel Hendak Dimuseumkan, Sahabat Doddy Sudrajat: Dulu Dibuang, Kini Diambil Lagi

8. Bicaralah dengan orang tercinta

Dukungan sosial sangat penting untuk kesehatan mental, terutama ketika Anda menghadapi sesuatu yang menyebabkan merasa stres atau cemas.

Luangkan waktu untuk berbicara dengan teman baik atau orang terkasih lainnya tentang perasaan Anda karena dukungan sosial bisa datang dalam berbagai bentuk.

Berbicara dengan orang terdekat, kadang-kadang dapat melibatkan validasi perasaan, sementara dalam kasus lain melibatkan melakukan sesuatu untuk membantu orang mengelola masalah.

Dalam kasus lain, mungkin hanya melibatkan berbagi informasi (dukungan informasi) atau membantu Anda merasa didukung (dukungan rasa memiliki).

Apapun jenis dukungannya, penelitian menunjukkan bahwa perasaan didukung oleh orang lain dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengatasi stres dengan lebih baik.

Baca Juga: Mulai Januari 2022, Australia akan Suntikan Vaksin Covid-19 pada Anak Usia 5 hingga 11 Tahun

9. Labeli emosi

Penelitian juga menemukan bahwa, dalam banyak kasus, menempatkan perasaan Anda ke dalam kata-kata, yang dikenal sebagai label pengaruh, dapat membantu mengurangi intensitas emosi tersebut.

Hal ini berarti bahwa berbicara dengan seorang teman tentang hal-hal yang menyebabkan stres Anda sebenarnya dapat membuat mereka merasa tidak terlalu berlebihan.

10. Bicaralah dengan terapis

Tidak selalu mudah untuk mengetahui kapan saatnya menemui seorang profesional tentang stres dan kecemasan Anda.

Hal ini sering berkembang seiring waktu, sehingga sulit untuk mengenali ketika itu menjadi terlalu banyak atau hanya menjadi sesuatu yang baru bagi Anda.

Baca Juga: KIP Kuliah Merdeka 2022, 175 Ribu Mahasiswa Jadi Target Penerima

Jika gejala stres dan kecemasan Anda menyebabkan penderitaan dan mengganggu kemampuan untuk berfungsi secara normal, maka penting untuk berbicara dengan dokter atau terapis.

Namun, Anda juga tidak perlu menunggu sampai keadaan terasa sangat tidak terkendali untuk mencari bantuan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Very Well Mind

Tags

Terkini

Terpopuler