Hasil Penelitian: Siklus Menstruasi Wanita Terganggu Setelah Vaksinasi Covid-19

13 Januari 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Menstruasi. /PIXABAY/Saranya7/

PR DEPOK - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa menstruasi wanita terganggu setelah vaksinasi Covid-19.

Penelitian yang diterbitkan pada Kamis, 6 Januari 2022 ini telah melibatkan 4.000 wanita sebagai sampel.

Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa siklus menstruasi wanita berubah setelah vaksinasi terhadap virus corona.

Baca Juga: LINK NONTON School 2021 Episode 16 Tayang Malam Ini, Spoiler: Ji Won dan Ki Joon akan Berpisah?

Para peneliti melaporkan bahwa wanita yang disuntik memiliki siklus menstruasi yang sedikit lebih lama setelah menerima vaksin dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi.

Siklus menstruasi wanita juga mengalami perubahan, yang datang hampir sehari kemudian, tidak berkepanjangan, dan efeknya bersifat sementara.

Sementara itu, ada juga siklus menstruasi yang kembali normal dalam satu atau dua bulan.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Sindir Orang Kaya yang Suka Pamer, Jam Tangan Mewah Justru Bikin Salfok

Para peneliti menemukan siklus menstruasi yang terlambat lebih dialami pada wanita yang menerima kedua dosis vaksin selama siklus menstruasi yang sama.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari laman BD News24, bahwa para wanita ini mengalami menstruasi dua hari lebih lambat dari biasanya.

Studi yang telah diterbitkan dalam Jurnal Obstetrics & Gynecology, adalah salah satu yang pertama mendukung laporan anekdotal dari wanita.

Baca Juga: Tiara Marleen Ngaku sebagai Keluarga Polri Usai Dipolisikan, Emma Waroka Murka: Lo Pikir Kebal Hukum?

Hasil studi tersebut menyebutkan bahwa siklus menstruasi wanita berhenti setelah vaksinasi.

Dr. Hugh Taylor, Ketua Departemen Ilmu Kebidanan, Ginekologi dan Reproduksi di Yale School of Medicine membuktikan bahwa ada sesuatu yang nyata di sini tentang siklus yang tidak teratur dari pasiennya sendiri.

Namun, Taylor menambahkan bahwa perubahan yang terlihat dalam penelitian ini tidak signifikan dan tampaknya bersifat sementara.

Baca Juga: Fuji Akui Rindu Pada Thariq Halilintar hingga Rencanakan Kencan: Aku Udah Buat List

Taylor ingin memastikan untuk mencegah orang dari mitos yang tidak benar tentang efek kesuburan.

Taylor juga menegaskan bahwa adanya siklus menstruasi yang terganggu tidak akan berbahaya dalam medis.

Taylor memperingatkan bahwa wanita pasca-menopause yang mengalami pendarahan atau bercak vagina, baik setelah vaksinasi atau tidak, memiliki kondisi medis yang serius dan harus dievaluasi oleh dokter.

Baca Juga: Bidik Gelar Juara, Thailand Ngotot Ingin Naturalisasikan Striker Muda Milik Chelsea

Salah satu kelemahan serius dari penelitian ini, karena hanya berfokus pada penduduk AS.

Sampel penelitian ini tidak representatif secara nasional dan tidak dapat digeneralisasi untuk populasi secara luas.

Data tersebut disediakan oleh perusahaan bernama Natural Cycles yang membuat aplikasi untuk melacak kesuburan.

Namun, penggunanya lebih cenderung berkulit putih dan berpendidikan perguruan tinggi, lebih kurus dari rata-rata wanita Amerika.

Hal tersebut karena berat badan dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan pengaruh pengunaan kontrasepsi serta faktor hormonal dan psikologis.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: News 24

Tags

Terkini

Terpopuler