Penyebab Kasus Omicron Melonjak dengan Cepat di Beberapa Negara Termasuk Indonesia

18 Januari 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi. Penyebab mengapa kasus Omicron melonjak di beberapa negara termasuk Indonesia. /Pixabay/mohamed_hassan

PR DEPOK – Lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron terus terjadi di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia misalnya. Pemerintah mencatat kasus Covid-19 varian Omicron hampir menyentuh angka 1.000 per hari.

Mayoritas, penyebab kasus Omicron yang melonjak dengan cepat ini berasal dari pelaku perjalanan luar negeri atau PPLN yang baru tiba di tanah air.

Baca Juga: Ada Pihak yang Ancam agar MotoGP 2022 Gagal, Sandiaga Uno: Kita akan Selesaikan Kewajiban Kita

Lalu, yang menjadi pertanyaan, kenapa kasus Omicron ini dengan mudah melonjak dengan sangat drastis?

Seorang dokter penyakit menular dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Amerika Serikat, dr Mohammad Sobhanie menjelaskan, Omicron saat ini telah mengganti Delta sebagai varian yang lebih dominan di beberapa negara, salah satunya di Amerika Serikat.

Menurut Sobhanie, Omicron ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan varian Delta.

Baca Juga: Wawancaranya dengan Doddy Sudrajat Ada yang Di-Cut, Gilang Dirga: Karena Sangat Berbahaya Kalau Gue Tayangin

“Dan ini telah menyebabkan lebih banyak infeksi secara nasional,” kata Sobhanie seperti dikutip Pikiran Rakyat Depok dari Healthline, Rabu 18 Januari 2022.

Omicron juga, menurut Sobhanie, lonjakan kasus Omicron juga terjadi karena adanya pelonggaran upaya mitigasi secara keseluruhan, seperti abai dalam penggunaan masker saat bera di dalam ruangan.

Lonjakan kasus Omicron juga terjadi karena pelaksanaan vaksinasi yang belum sepenuhnya dijalankan.

Baca Juga: Omicron Alami Lonjakan, Luhut: Hanya yang Sudah Vaksinasi Dua Kali Bisa Masuk ke Tempat Publik

Seperti dikatakan Chief of Infectious Diseases di University of Maryland Upper Chesapeake Health, dr Faheem Younus.

Menurut dia, virus lebih mempengaruhi mereka yang tidak divaksinasi daripada yang divaksinasi, termasuk Omicron.

Ia mencontohkan kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Lebih dari 75 persen dari semua pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang tidak divaksin.

“Mayoritas dari 25 persen sisanya hanya menerima 1 atau 2 dosis,” terang Younus.

Baca Juga: Selesai Masa Karantina, Atta Halilintar Ucapkan Terima Kasih pada Presiden RI: Berjalan Lancar

Younus menambahkan bahwa lonjakan kasus Omicron lebih buruk daripada Delta. Namun, karena perawatan yang lebih baik, angka kematian akibat Omicron secara keseluruhan menurun sejak awal pendemi.

Hal itu diperkuat dengan pernyataan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr Rochelle Walensky.

Dalam konfrensi persnya di Gedung Putih, beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan bahwa orang yang tidak divaksinasi sekitar 6 kali lebih mungkin untuk dites positif daripada orang yang divaksinasi.

Bahkan, mereka yang belum divaksin, 9 kali kemungkinan besar terinfeksi Covid-19, termasuk dari varian Omicron.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler