PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Indonesia kini meminta warganya terutama di daerah-daerah yang terkonfirmasi virus corona, untuk membatasi kegiatan di luar rumah.
Apakah fungsi sebenarnya dari isolasi diri yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia?
Jawabannya sederhana, yaitu untuk “meratakan kurva” pandemik COVID-19.
Baca Juga: 3 Film yang Ditunda Produksinya Akibat Virus Corona
Dikutip dari situs Live Science oleh Pikiranrakyat-depok.com, penyebaran virus corona di seluruh dunia sangat mengkhawatirkan.
Sejak 20 Februari hingga 15 Maret 2020, jumlah kasus COVID-19 berganda, dari 75.000 kasus menjadi lebih dari 153.000 kasus.
Peningkatan ini sangat membahayakan, terutama di negara-negara seperti Italia yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 dengan sangat cepat.
Virus corona menyebar di Italia berganda, dari 10.000 kasus menjadi 20.000 kasus, hanya dalam 4 hari.
Peningkatan pesat itu menyebabkan tenaga dan infrastruktur medis di Italia kewalahan.
Akibatnya, ruang gawat darurat di berbagai rumah sakit harus ditutup, dokter dan perawat bekerja sangat keras, dan suplai medis seperti masker mengalami kelangkaan.
Baca Juga: PWI Beri Sejumlah Imbauan Kepada Para Wartawan Ditengah Kondisi Indonesia Menghadapi Virus Corona
Meski para ahli meyakini bahwa virus corona masih akan bertahan dan menginfeksi warga dunia lainnya, kecepatan penyebaran virus akan sangat mempengaruhi bagaimana kesiapan suatu negara dalam melawan virus itu.
Dalam epidemiologi cabang ilmu yang membahas tentang epidemi, “meratakan kurva” adalah sebuah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi jumlah kasus penyebaran virus dalam satu waktu.
“Kurva” yang dimaksud adalah jumlah orang-orang yang terinfeksi virus corona dalam satu waktu.
Jika kurvanya curam, itu berarti banyak orang yang terinfeksi virus corona dalam waktu yang singkat.
Sebaliknya, jika kurva landai, berarti hanya sedikit orang yang terinfeksi virus Corona dalam satu waktu.
Lalu, apa pentingnya “meratakan kurva”?
Jika kurva virus corona curam, sistem kesehatan suatu negara akan kewalahan mengatasi para pengidap virus itu karena banyak warga yang harus ditampung dan diobati dalam waktu singkat.
Akibatnya, rumah sakit akan kelebihan muatan dan dokter yang ada tidak dapat mengobati semua pasien.
Hal itu akan menyebabkan kematian yang banyak karena banyak warga yang tidak dapat diobati oleh sistem kesehatan negara.
Baca Juga: Breaking News - Jumlah Kasus Meninggal Akibat Virus Corona Bertambah Jadi 7 Orang
Sebaliknya apabila kurva virus itu landai, sistem kesehatan negara akan lebih mudah dalam mengatasi pandemi karena pasien yang harus ditangani tidak berjumlah banyak, meski jumlah totalnya akan tetap sama.
“Meratakan kurva” berhubungan langsung dengan isolasi diri.
Jika banyak orang berinteraksi secara fisik dalam jangka waktu dekat, virus akan dengan sangat mudah menyebar ke orang-orang itu, yang nantinya akan menyebarkannya lagi ke orang-orang lain yang ditemuinya.
Baca Juga: Puskesmas di Depok 'Jemur' Sebagian Pasien di Bawah Sinar Matahari Akibat Virus Corona
Penyebaran berantai ini akan sangat berbahaya jika interaksi fisik tidak dikontrol.
Isolasi diri akan sangat membantu “meratakan kurva” virus corona karena virus itu tidak dapat menginfeksi banyak orang dalam waktu singkat jika interaksi fisik dibatasi.
Maka dari itu, isolasi diri dan berkegiatan di rumah sangat penting agar otoritas kesehatan Indonesia dapat mengatasi virus ini sebaik mungkin.***