Stres Pikirkan Pandemi, Tanda Sesak Bisa Jadi Psikosomatis Bukan Virus Corona

29 Maret 2020, 16:24 WIB
Ilustrasi orang yang tengah stres. //PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Ditengah informasi mengenai pandemi virus corona yang terus beredar di media sosial, saat beberapa orang merasakan gejala seperti demam, batuk, sesak dan flu mengira kondisi tersebut merupakan gejala infeksi COVID-19.

Padahal kemungkinan gejala tersebut merupakan gangguang psikosomatik.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari BNPB, psikosomatik merupakan kondisi yang menggambarkan gangguan kecemasan seperti stress saat munculnya penyakit fisik yang diperparah oleh kondisi mental.

Baca Juga: Putus Rantai Penyebaran Virus Corona, Jawa Barat Berikan Maklumat Larangan Mudik

Psikosomatik menyebabkan penderitanya merasa sakit atau mengalami gangguan fungsi tubuh.

Namun, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan gangguan kesehatan dalam tubuh.

Faktanya gejala psikosomatis dapat berubah-ubah tergantung pada tergantung psikologis seseorang.

Baca Juga: Waspadai 3 Sumber Penularan Virus Corona, Salah Satunya Uang Tunai

Beberapa gejala yang sering dirasakan pengidap psikosomatis diantaranya jantung berdebar, sesak napas, lemas, nyeri ulu hati, tidak memiliki nafsu makan, sulit tidur, nyeri pada kepala, nyeri di seluruh tubuh, demam batuk hingga flu.

Saat seseorang memiliki keluhan gangguan kesehatan tubuh karena stress maka kondisi tersebut sebenarnya mengindikasikan stress akibat kecemasan berlebih.

Anggota Ikatan Psikologis Klinis dan Halodoc Emeldah yang digandeng oleh pemerintah pusat dalam mengembangkan telemedis untuk masyarakat, hadir di Graha BNPB untuk menyampaikan kondisi psikosomatis yang sering dialami orang-orang dengan tingkat stress yang tinggi.

Baca Juga: Jumlah Kasus Virus Corona Kian Bertambah, Jawa Barat Perpanjang Masa FWA Bagi ASN

“Ketika ada keluhan dari sisi fisik dan psikis ketika stress jadi suka psikosomatis. ‘Kok aku sesak nafas’, padahal itu karena cemas,” tutur Emeldah.

Namun, ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk meredam psikosomatis antara lain dengan mangatur nafas sebagai relaksasi dan membiasakan prilaku tersebut secara rutin untuk mengurangi stress.

“Atur napas. Tarik napas untuk relaksasi karena itu bisa membuat kita jadi tenang. Kemudian cari aktivitas baru yang positif bersama keluarga,” ujar Emeldah.

Baca Juga: Dukung Pelayanan Tenaga Medis, Wishnutama Gandeng Hotel dan Taksi

Selain itu, hindari pikiran yang bisa menyebabkan stress dan lakukan meditasi atau hobi yang sering dilakukan sebelumnya.

Mencoba hal baru pun atau berkumpul bersama keluarga bisa mengurangi stress.

Aktivitas seperti menjalani hobi atau melakukan hal baru secara tidak langsung dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga selama menjalani work from home dan belajar di rumah bagi anak-anak. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler