5 Tanda Kamu Berubah Menjadi Orang Toxic, Salah Satunya Tidak Mau Mengakui Kesalahan

7 Juni 2022, 16:48 WIB
Tanda-tanda Anda berubah menjadi orang yang toxic. /Pixabay/Foundry /

PR DEPOK - Saat memikirkan seseorang yang toxic, apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Sobat Belia? Seseorang yang berbahaya? Harus dijauhi?

Biasanya, sifat-sifat toxic tidak selalu jelas. Terkadang sifat toxic seseorang bisa tidak terkendali untuk sementara waktu, sampai akhirnya menyadari bahwa perilaku tertentu berbahaya bagi orang lain.

Mungkin sulit untuk melihat lebih jauh apakah seseorang memiliki sifat-sifat atau tanda toxic.

Baca Juga: Pendaftaran PPDB Jabar Resmi Dibuka, Begini Syarat, Cara Daftar, dan Link Pendaftarannya

Namun pada artikel ini, kita akan belajar tentang 5 tanda bahwa kamu berubah menjadi seseorang yang toxic.

Jika Sobat Belia menyadari memiliki tanda di bawah ini, tak perlu berkecil hati. Karena artikel ini hanya untuk membantu merefleksikan diri dan memperbaiki gaya komunikasi Sobat Belia.

Berikut PikiranRakyat-Depok.com telah merangkum informasi 5 tanda kamu berubah menjadi seseorang yang toxic.

Baca Juga: Usai Ditangkap di Lampung, Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Ditetapkan sebagai Tersangka

1. Selalu Adu Argumen

Apakah Sobat Belia sering mendapati diri terus-menerus berdebat, saling beradu argumen, dan bersemangat ketika konflik muncul?

Jika begitu, Sobat Belia dapat bertindak dengan cara yang toxic dan membuat orang-orang di sekitar tak nyaman, serta menyebabkan perselisihan yang tidak perlu.

Berdebat sesekali itu normal. Karena perbedaan pendapat ringan pasti terjadi dari waktu ke waktu.

Baca Juga: PKH 2022 Tahap 2 Masih Cair, Cek Nama Penerima di cekbansos.kemensos.go.id, Ada Bantuan Tunai Rp250 Ribu

2. Tidak Mau Mengakui Kesalahan

Semua orang pasti membuat kesalahan dan terkadang bahkan menyakiti orang tanpa disengaja karena sikap itu.

Namun terkadang, kita mungkin tak sadar menyikapi kesalahan dengan tidak mau mengakuinya pada situasi tertentu. Itu adalah sikap yang salah!

Salah satu cara untuk menghindari perilaku toxic ini adalah dengan mendengarkan kekhawatiran orang lain sebelum menjadi defensif, dan fokus untuk memperbaiki masalah yang ada daripada menjadi benar.

Baca Juga: Usai Dituding Gelapkan Uang Arisan Rp724 Juta, Krisna Mukti Laporkan Balik Pelapor Dirinya

3. Pencemburu dan Posesif

Apakah Sobat Belia merasa sangat cemburu dengan teman atau pasangan? Untuk mempertimbangkan pertanyaan ini lebih lanjut, perhatikan bagaimana perasaan Sobat Bela ketika orang-orang yang dekat denganmu bergaul dengan orang lain.

Jika Sobat Belia merasakan rasa posesif atau memiliki keinginan untuk mengendalikannya, ini bisa menjadi perilaku toxic untuk dipantau lebih deka.

Berkomunikasi secara terbuka dengan teman atau pasangan tentang menetapkan batasan yang masuk akal dapat bermanfaat. Penting juga untuk sadar diri ketika perasaan cemburu muncul.

Baca Juga: Ingin Dapat Bansos dari Kemensos? Simak 7 Kategori Penerima PKH 2022, Ada BLT Anak Sekolah hingga Ibu Hamil

4. Terlalu Kompetitif

Dalam keadaan normal, persaingan itu sehat; kebanyakan dari kita ingin unggul dan merasa seperti kita di atas rata-rata. Tetapi penting juga untuk merayakan kesuksesan orang lain dan mengangkat mereka, terutama mereka yang dicintai.

Bagaimana perasaan Sobat Belia ketika mendengar tentang kesuksesan orang yang dicintai? Apakah Sobat Belia senang untuk mereka, atau apakah Sobat Belia merasa perlu untuk mengecilkannya?

Jika Sobat Belia mendapati diri acuh dengan kemenangan orang lain dan hanya ingin merayakan kemenangan sendiri, Sobat Belia mungkin terlibat dalam sikap toxic.

Baca Juga: Sinopsis Film Casino Raiders, Aksi Dua Sahabat Penjudi Profesional Melawan Yakuza

5. Kritis terhadap Orang Lain

Ketika Sobat Belia memiliki hubungan dekat dengan seseorang, Sobat Belia mungkin sesekali mengolok-olok satu sama lain. Ini bahkan bisa menjadi cara untuk menjalin ikatan dengan teman atau pasangan Anda dan menunjukkan betapa nyamannya Sobat Belia dengan mereka.

Tetapi Sobat mungkin secara tidak sengaja – atau tidak secara tidak sengaja – melewati batas dan membuat seseorang merasa negatif tentang diri mereka sendiri. Ketika Anda menunjukkan kekurangan seseorang, terkadang itu lebih berbahaya daripada kebaikan.

Kritik ini tidak selalu harus serius. Mengolok-olok orang atau berbicara dengan nada yang tidak sopan, entah itu sarkasme atau bukan, bisa menjadi cara komunikasi yang toxic.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Psych2Go

Tags

Terkini

Terpopuler