Simak Penjelasan Sejarah Penggunaan Mikroorganisme Pada Makanan

29 Oktober 2022, 17:41 WIB
Ilustrasi - Simak penjelasan peran mikroorganisme terkait perkembangan industri makanan. /Pexels

PR DEPOK - Manusia merupakan spesies yang inovatif dan penuh dengan rasa ingin tahu. Salah satu dibidang industri makanan adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme.

Mikroorganisme atau mikroba dalam mikrobioma pada manusia berperan penting pada kesehatan tubuh.

Diet merupakan faktor yang berkontribusi pada fungsi optimal sistem biologis ini, selain itu teknik pengolahan makanan juga berpengaruh pada fungsi mikrobioma manusia.

Baca Juga: Jadwal Pembukaan Kartu Prakerja Gelombang 48, Penuhi Syarat Ini Agar Lolos Seleksi

Salah satu teknik atau proses pembuatan makanan saat ini adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam pembuatannya, atau dikenal juga dengan proses fermentasi.

Lantas seperti apa penggunaan mikroorganisme pada makanan serta sejarahnya? Simak penjelasan berikut yang dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Nnews Medical.

Aplikasi Mikroorganisme dalam Industri Makanan

Baca Juga: Link Cek Daftar Penerima Bansos PKH, BPNT, dan BLT BBM 2022 Ada di Sini, Siapkan HP dan KTP untuk Login

Mikroba telah digunakan dalam produksi berbagai makanan dan minuman seperti yoghurt ataupun keju.

Saat ini penggunaan mikroorganisme digunakan dalam proses produksi, pengawetan, dan fermentasi makanan untuk waktu yang lama, namun pada awalnya mikrobiologi makanan tidak berjalan mulus dan melalui proses bertahap serta eksperimen.

Beberapa mikroba dalam industri makanan saat ini seperti Ragi (Saccharomyces cerevisiae), ragi roti juga digunakan dalam fermentasi minuman beralkohol. Bakteri tertentu, seperti bakteri asam laktat, digunakan dalam memproduksi yogurt, keju, dan acar.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 4 Lanjut Cair November 2022, 7 Kategori Ini Pastikan Terima Bantuan dari Kemensos

Diketahui saat ini ada lebih dari 3500 makanan fermentasi tradisional di dunia. Selain minuman beralkohol, biji kopi, biji-bijian, dan daun teh telah melalui proses fermentasi untuk mengembangkan rasanya.

Sejarah Penggunaan Mikroorganisme pada Makanan

1. Tahun 7000 SM - Bukti fermentasi ditemukan pada orang Babilonia kuno yang digunakan untuk menghasilkan bir. Minuman fermentasi dianggap lebih aman untuk dikonsumsi daripada persediaan air biasa, yang dapat terkontaminasi penyakit seperti kolera.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini dengan Tema Tempe Mendoan, Berikut Penjelasannya

2. Tahun 3000 SM - Pembuatan keju dan mentega pertama tercatat berasal dari orang Mesir dan Sumeria, di mana mereka membuat makanan fermentasi yang dinilai jauh lebih aman untuk dikonsumsi daripada susu mentah. Beberapa budaya kuno juga belajar menggunakan garam sebagai teknik pengawetan pada tahun ini.

3. Tahun 1000 SM - Pengawetan udang di salju oleh orang Romawi serta daging asap dan fermentasi.

4. Tahun 1665 - Francesco Redi menunjukkan bahwa belatung adalah tahap larva lalat, ia kemudian bereksperimen dan dilanjutkan oleh Schwann dan Spallanzani guna mengetahui cara mencegah munculnya belatung pada makanan.

Baca Juga: Lagi Dekat dengan Cowok Gemini? Kenali 6 Sifat Menonjol dari Zodiak Ini yang Belum Diketahui Banyak Orang

5. Tahun 1683 - Anton van Leeuwenhoek, penemu dunia mikroba, memeriksa serta mendeskripsikan bakteri dengan menggunakan penemuan terbaru yaitu mikroskop. Pengamatan dan laporan ilmiahnya diterbitkan secara luas oleh Royal Society yang dibentuk di Inggris, dan kemudian mengarah pada pembentukan dan penelitian di bidang mikrobiologi.

6. Tahun 1857 - Louis Pasteur menunjukkan bahwa mikroba menyebabkan susu menjadi asam. Eksperimen lebih lanjut oleh Pasteur menunjukkan bahwa panas menghancurkan mikroba pada anggur dan bir, dan berkesimpulan bahwa fermentasi disebabkan oleh aktivitas mikroba.

Dia juga menemukan bahwa berbagai jenis fermentasi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda-beda.

Baca Juga: Manfaat Mengonsumsi Jus Bit untuk Kesehatan, Salah Satunya Meningkatkan Stamina

7. Akhir tahun 1800-an – Perundang-undangan untuk melindungi kualitas makanan mulai diberlakukan oleh beberapa pemerintah.

8. Tahun 1920-an – Wabah botulisme yang parah, yang disebabkan oleh mikroba C. Botulinus mendorong industri pengalengan AS untuk mengadopsi proses perlakuan panas konservatif yang mengurangi kelangsungan hidup botulisme secara signifikan.

Penerapan standar mikrobiologi pada industri makanan terus berlanjut sejak saat itu, dengan lebih banyak undang-undang dan pengembangan proses yang memastikan keamanan makanan dan terus diberlakukan serta dikembangkan selama beberapa dekade.

Baca Juga: Intip Cara Cek BSU 2022 Tahap 7 di Aplikasi PosPay untuk Ambil Bansos Rp600.000 Lewat Kantor Pos

Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara mikroba, mikrobioma manusia, pola makan, dan keamanan pangan memiliki peran penting dalam pengembangan industri makanan modern dengan banyaknya pilihan dan variasinya serta peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: News Medical

Tags

Terkini

Terpopuler